[Songfict] Terrible Things

“Terrible Things”

by : Mayday Parade

By the time I was your age, I’d give anything
To fall in love truly, was all I could think
That’s when I met your mother, the girl of my dreams
The most beautiful woman, that I’d ever seen

“yoong mau kemana kau?” Yuri memanggil anak lelakinya

“aku akan pergi bersama sooyoung, appa”

Yuri tersenyum dan menepuk2 kursi disebelahnya meminta anaknya untuk duduk disisinya.

“ada apa appa?”

“appa ingat saat aku berumur seperti mu. Ketika aku bertemu eomma mu.” Yuri mulai mengingat masa lalunya

Yoong terdiam melihat appanya dan membiarkan ia melanjutkan ceritanya

“dia wanita tercantik yang pernah appa temui.”

“appa berikan semua yang appa miliki. Appa benar2 mencintainya..” ia tertawa kecil

Yoong mulai bingung mengapa tiba-tiba appanya bercerita seperti ini.

“kenapa appa tiba-tiba mengatakan ini?”

“ah aku hanya ingin berbagi cerita”

Yoong mengangguk dan tetap mendengar cerita Yuri

 
She said, “Boy can I tell you a wonderful thing?
I can’t help but notice, you’re staring at me.
I know I shouldn’t say this, but I really believe,
I can tell by your eyes that you’re in love with me.”

“waktu itu appa ingat sekali ketika eomma mu berusaha mengisyaratkan appa kalau dia menyukai appa”

“apa yang eomma lakukan?”

Yuri tertawa kecil mengingat wajah istrinya saat itu

“Yul can I tell you something wonderful?”

Yuri terdiam melihat mataberbinar kekasihnya

hmm…”

“kau suka padaku yahh”

“m-mwo? Bicara apa kau kwon!”

“haha lihat pipi mu memerah”

“eomma sangat cheesy”
Now, son, I’m only telling you this
Because life can do terrible things.
“tapi… kau harus ingat yoong didunia ini hal mengerikan bisa terjadi” mendadak raut wajah Yuri gelap

“a-appa…”

“ah aku ingin tidur. bye yoong”
Yoong melihat jam tangannya, ia terlambat 30 menit. Yoong berlari mengambil mobilnya dan melaju ke rumah seohyun.

‘maaf aku berbohong appa’ batin yoong

 

Now, most of the time we’d have too much to drink
And we’d laugh at the stars and we’d share everything
Too young to notice, and too dumb to care
Love was a story that couldn’t compare.

“Yuri karokean yuk”

Yuri mengangguk, seperti yang telah ia katakan semua yang ia miliki diberikannya pada yeoja tercintanya itu.

Keduanya terlihat sangat cocok. Menghabiskan waktu bersama. Malam itu sehabis dari karokean keduanya terlihat mabuk berat. Yuri berusaha membawa tubuh tak sadar yeojanya ke apartment nya.

“Yul…”

“hmm?”

Chuu Yul tersentak, first kiss mereka. Ciuman kian memanas dan akhirnya berlanjut di kamar milik Yuri. Mereka masih terlalu muda untuk menyadari, terlalu bodoh untuk peduli.

I said, “Girl, can I tell you a wonderful thing?
I made you a present with paper and string.
Open with care now, I’m asking you, please.
You know that I love you, will you marry me?”

3 bulan kemudian

          “Yul aku hamil”

          “jeongmal?!”

          “k-kalau kau tak mau ak…”

          Ucapannya terhenti dengan ciuman Yuri. Setelah cukup lama, Yuri berlutut didepan yeoja itu.

          “Girl, can I tell you a wonderful thing?

          Yuri tersenyum dengan perkataannya. Dikeluarkannya sebuah kotak dari kertas. Gadis itu terdiam dan membuka perlahan benda putih itu.

          “You know that I love you, will you marry me?”

          Tatapannya beralih ke namja yang sedang tersenyum lebar didepannya

          “yes. I will yul” ia memeluk namja itu erat

Now, son, I’m only telling you this
Because life can do terrible things
You’ll learn, one day, I’ll hope and I’ll pray,
That God shows you differently.

 

Yuri menatap jam dinding diruang kerjanya. Sudah semalam ini, yoong belum juga pulang. Kemana anak itu

Ia mendesah pelan, entah mengapa hari ini masa lalunya kembali terputar dikepalanya. Rasa sakit yang ia rasa.

Perlahan, ia merasa khawatir pada anak satu-satunya itu. Ia tak mau anaknya menderita sepertinya.

“I always hope that God shows you differently yoong”
Keesokan harinya

“morning appa” young menyapa Yul

“semalam pulang jam berapa kamu?”

“ah 1 malam appa. Mianhae aku tinggal dirumah sooyoung cukup lama”

Yuri menganguk dan meneruskan makan paginya.

Yoong memperhatikan raut wajah Yuri yang masih sama seperti kemarin

“appa apa terjadi sesuatu?”

“hmm? Tidak. ada apa?”

“tidak wajah appa sangat pucat”

“aku? Mungkin kelelahan”

Yoong menganguk tak ingin melanjutkan pembicaraan dingin ini.

Setelah makan pagi itu selesai mereka berdua memutuskan merawat kebun kecil mereka yang berada dibelakang rumah.

 

“eomma pasti senang melihat kebunya terawat”

Tangan yuri yang sedang menggali tanah terhenti. Young menyadari itu menepuk jidatnya

‘kenapa aku mengatakan itu’

“iya dia pasti senang disana” Yuri melanjutkan aktivitasnya sambil tersenyum miris

“appa.. mianhae..” merasa bersalah yoong menghampiri yuri

 

 

She said, “Boy can I tell you a terrible thing?
It seems that I’m sick and I’ve only got weeks.
Please, don’t be sad now, I really believe,
You were the greatest thing that ever happened to me.”
“Yul can I tell you a terrible thing?”

          “Sica aku tak mengerti jika inggrismu sepanjang itu” perasaan nya mulai tak enak

          “Yul.. aku.. aku sakit”

          “sakit? Kau tidak demam”

          “aku,, aku sakit Yul. Dan aku hanya memiliki beberapa minggu untuk…”

          “Sica ini bukan saat yang tepat untuk bercanda hal bodoh seperti itu. Lihat anak kita sedang tertidur”

          “YUL I’M SICK I’LL LEAVE THIS WORLD!”

          “WHAT ARE YOU TALKING ABOUT HUH?!”

          Jessica melepas tanggisnya memeluk Yuri. Jessica mengambil amplop coklat

Yuri membesarkan matanya tanda tak percaya dengan apa yang tertera disana. ‘Leukimia stadium akhir’

          “Si..ca katakan ini hanya candaan” mata yuri mulai berair suaranya mulai serak

Jessica hanya memeluk Yuri erat. Menanggis disana

          “Mianhae.. mianhae Yul”

Yuri tidak membalas pelukannya masih tercengang dengan hal yang baru ia dengar

          “please Yul… Mianhae”

          “Sica jangan tinggalkan aku” lirih Yuri akhirnya membalas pelukan Jessica

 
Slow, so slow I fell to the ground on my knees.

3 bulan kemudian. Kembali berakhir dirumah sakit, Jessica terbaring disana dengan semua perlatan dokter. Sepertinya waktunya tiba

          “Yu..ri” panggil Jessica pelan

          Yuri menahan nafasnya agar air matanya tak jatuh lagi, tetapi semua usahanya gagal. Ia berlutut di samping ranjang Jessica mengengam erat tanganya

          “Yu..ri tolong… tatap aku”

Dengan berat ia menatap wajah pucat istrinya

          “jangan bersedih sekarang Yul… aku percaya, kaulah hal terbaik dan terindah yang pernah aku miliki..”

Tanggis Yuri makin menjadi, ia peluk tangan gadis itu erat membiarkan air matanya membanjiri tangan lemah itu.

          “saranghae.. you were the greatest thing that ever happened to me.”

 

 

So don’t fall in love, there’s just too much to lose
If you’re given the choice, then I beg you to choose
To walk away, walk away, don’t let her get you.
I can’t bear to see the same happen to you.

Semenjak saat itu Yuri tak pernah percaya akan cinta

Setelah menyelesaikan tugas kebun mereka, sekarang waktunya coffee time.

“appa apa kau masih memegang prinsip ‘don’t fall in love, there’s just too much to lose’ “?

“sepertinya..”

“appa.. apa kau menyesal bertemu dengan eomma?”

“hahh. jika kau bisa memilih, jangan biarkan dia mencintai dan mendapatkanmu” yuri menghiraukan pertanyaan anaknya

“tapi kalau  aku juga mencintainya, bagaimana?!” bantah yoong yang mulai membenci sifat appanya yang seperti ini

“haha. Kau masih terlalu muda yoong. Aku tak mampu melihat hal yang sama terjadi padamu”

“appa!”

“Now, son, I’m only telling you this because life can do terrible things”

 

Yoong terdiam ia sedang mencoba merangkaikan kata-kata yang tepat untuk membuat appanya sadar.

 

“appa… bagaimana kalau kau mau mencintai kalau kau takut untuk jatuh?”

“apa maksudmu?”

“appa tapi melihatmu bertahan sejauh ini, aku percaya rasa sakit itu tidak berarti apa2 untuk berhenti mencintai”

Yuri terdiam melihat anaknya

“aku aku tak pernah menyesal bertemu dengannya. Hanya mengapa ini sangat cepat”

“tuhan mempunyai rencananya appa”

Yuri memeluk anaknya

“aku mencintainya yoong, sampai kapanpun. Terima kasih sudah meyakinkanku”

“sama-sama appa”

 

“appa aku mau mengaku”

“tentang apa? Tentang kalau kau mempunyai seorang gadis bernama seo joo hyun anak dari kim  taeyeon si pendek itu?”

“a-appa…”

“aku merestui kalian”

 

 

 

END

 

 

 

This is just a Fiction. and sorry if you dont understand with the plot.  just for fun.

Is It Will Be Same? Part 2

Catatan :
Ada perubahan tokoh disini. ‘Soo’ yang ditemui Jessica dipart 1 bukan SOO tapi YONGHWA. MAAF !!!

Author pov

Namja itu berhasil melakukan 3 point dengan sekali lemparan. Penonton menyorakinya, para yeoja berteriak histeris melihatnya. Namun ia hanya berlari kembali ke kursinya mengelap keringat dan meminum sebotol air
“Kau hebat buddy!”
“yeah 3 point! Kau tak lihat pelatih kita tersenyum lebar saat ini?”
“apa lagi para yeoja itu. Kau tak ingin sedikit memberi fanservice pada mereka?”

Ketiga temannya bertanya bergantian. Yang ditanya hanya tersenyum miris dan melambaikan tangannya didepan mereka

“aku tak bisa” balasnya
“wae? Kau masih memikirkannya?”
“hei buddy sudah setahun kau tahu?”
“move on dude!”
Lagi-lagi ia tersenyum
“hei aku tak butuh senyum mu” seorang tinggi dari mereka membalas
“aku harus pergi. Terima kasih atas kerjasama kalian”
Dengan itu namja tampan itu berlalu mengandeng tasnya
“mau sampai kapan ia seperti itu?”
“tak ada yang bisa mengembalikan dirinya yang kkab seperti dulu”
“kau benar”
**

Namja tadi melangkahkan kakinya digedung mewah dihadapnnya. Menuju kantor ayahnya rupanya. Ayah namja itu membelakangi dirinya dan terlihat sedang sibuk berbicara dengan seseorang ditelepon.
“baiklah. Tenang tempat sudah ku urus”
“…”
“haha tenang saja, okay bye”

“ayah..”
“haha anakku.. dudukah”
“ada apa kau memanggilku kemari?”
“berapa umurmu saat ini?”
“24 appa. Why?”
“okay waktu yang tepat akan kujodohkan kau dengan anak sahabat appa”
“huh? Appa kau tahu kan aku..”
“sudah setahun. Cukup kau berada dalam masa surammu.. ingat tak ada tapi. Kau akan bertemu dengannya besok”

**
FLASHBACK

“oppa!!! Kyaaaaa”

Pertandingan basket sementara berlangsung. Kebanyakan penonton adalah yeoja. Bagaimana tdak Ace dari salah satu tim itu sedang bermain dengan lincahnya. Sudah 6 kali melakukan 3 points. Dan berhasil membuat yeoja2 itu menghabiskan seluruh stok persediaan air mineral di stan sana.

TEEEEET

Pertandingan berakhir. Ace itu berlari megelilingi lapangan melambaikan tangannya dan melakukan beberapa gerakan aneh sebagai fanservice dan lagi-lagi suasana kembali ricuh.
Beberapa namja lainnya terlihat risih dengan teriakan itu dan memilih keluar dari lapangan itu, bukan karena mereka benci dengan ace itu tapi karena yeoja2 itu terlalu berisik.

“yoo buddy! Kau memang hebat!”
“dimana sooyeon?”
“kami berbicara padamu dude”
“ah haha hai pendek. Dimana sooyeon?”
“sial kau . dia ada di stand air mineral”

Mendengar itu sang ace berlari menuju tempat yang dimaksud

“BABY!!!!!”
“KYAAAAAA”
“hahaha.. kau terkejut?”
“ya! Berhenti mengagetkanku!”
“hehe mianhae baby..”
“iss…”
“eh muka mu kenapa? Kok tekuk gitu?”
“gak. Ini lagi marah”
“marah? Kenapa karena aku memberikan fanservice tadi?”
“ace ku yang ganteng. Ingat kau sdah mempunyai yeojachingu. Berhenti bermesraan dengan para fans mu.”
“hehe aku padamu baby”

Namja itu mengendong sooyeon dan membawanya mengelilingi lapangan basket.
“kyaaa turunkan aku”
“LOVE YOU SOOYEON!!”

**

“hari ini kau mau kan menemaniku ke taman bermain?” namja itu dengan manja merayu kekasihnya
“iss baiklah. Oh waktu tidurku!!”
“hehe kkaja”
Mereka berdua berputar2 ditaman bermain mencoba semua permainan yang ada hingga mereka berdua kelelahan

“aku mau coba yang itu!” namja itu menunjuk flying fox
“jangan itu terlalu berbahaya”
“kau takut?”
“aku? Tak mungkin! Biar aku yang pertama mencobanya”
“ya! Ya! Baby jangan!!”

Sooyeon berjalan menuju flying fox itu. Mengikuti pemandu yang siap memasang alat2 ditubuhnya.

“heiii!!” lambai2 sooyeon dari ketinggian
Namja dibawahnya hanya tersenyum takut.
Sooyeon mulai melompat, awalnya baik2 saja, sampai talinya terlilit dan membuatnya terjatuh begitu saja tanpa pengaman di tanah bebatuan

“SOOYEON!!!”
Namja itu berlari mendekati sooyeon. Tanpa lama, ia mengendong tubuh berdarah sooyeon membawanya kerumah sakit terdekat mungkin

Lama menunggu hingga dokter keluar

“pasien ingin bertemu anda..”

Namja itu mengagguk mengikuti dokter itu menuju yeojachingunya.
Sooyeon disana terbaring dengan darah2 yang masih segar dibaju dan keningnya. Sebagian sudah terperban, sebagian masih terus mengeluarkan darah membuat wajahnya pucat pasih

“sooyeon..”
“hei.. kemarilah”
“kau baik2 saja? Mana yang sakit?” tanya namja itu penuh kekhawatiran diwajahnya
“tak ada. Aku ingin kau bahagia”
“aku akan bahagia”
“janji?”
“tentu, kau kan bersamaku”
“tidak.. berbahagia tanpaku”
“tak mungkin aku tak mungkin bisa”
“kau bisa.. love..you..more..than..any..thing”
“soo..yeon.. bertahanlah!! Dokter!!!”

Namja itu berteriak memeluk sooyeon ia mengusap pipi yeoja itu.
“maafkan kami. Dia tak bisa membuatnya..”
Namja itu memeluk erat tubuh dingin sooyeon, mengecupnya berulang kali berharap ia membuka matanya.

**
FLASHBACK END

tbc

*Untuk kejelasan tokoh akan ada dipart selanjutnya. Jadi silahkan berbingung ria 😀

Is It Will Be Same? Part 1

Jessica pov
Sudah sebulan kau tahu yuri. Aku menyesal tak bersama mu disaat itu. Kalau saja aku ada disana mungkin aku tak akan semenyesal ini. Namun sepertinya tetap saja aku merasa kehilanganmu. Kenapa kau tak pernah bilang padaku Yuri? Kenapa disaat semuanya akan berakhir baru kau mengaku padaku.
“Annyeong Yul. Sudah sebulan ya?” aku menatap kearah langit berharap dapat melihat wajahnya

FLASHBACK

“sica aku mau putus..”
“yul? Candaanmu tak lucu”
“aku serius. Tolong mengertilah. Aku tak pantas buatmu”
“kenapa? Krna kau seorang yeo..”
“bukan.. masih banyak yang lebih pantas buat mu. Aku harus pergi. Mianhae sica”
Yuri meninggalkan Jessica dalam ruang kelas mereka. Ia berlari kencang memasuki rumahnya mengurung dirinya dalam kamar.
Sementara Jessica masih tak tau berbuat apa. Tiffany sahabtnya membantunya berjalan membawanya kerumah.
Sebulan kemudian
Tidak ada yang tahu mengapa hubungan Yulsic tiba2 terhenti. Namun sepertinya seseorang mengetahuinya
“Sica chukae atas kelulusanmu.”
“gomawo Soo. Kau juga”
“haha cheonmane. Ah ya, kudengar kau akan memasuki Inha univer ya?”
“ne. Bagaimna dengan mu?”
“aku juga!!”
“ah baguslah.. ok bye soo sepertinya aku harus segera pergi”
“ne hati-hati”
Sooyoung melihat punggung jessica menjauh. ‘Inha university.. kalian akan bertemu..’ guman Sooyoung berlalu
**
Jessica dengan malasnya memasuki gedung kampusnya. Masa orientasi selama 2 minggu sudah ia lewati sekarang ia resmi mahasiswi Inha.
Jessica lebih memilih perpustakaan untuk tempat tidurnya siang ini.
Begitu ia masuk, ia melangkahkan kakinya semakin cepat kedalam begitu ia melihat seseorang sedang tertidur disana
Diamati perlahan wajah yang sangat ia rindukan itu sampai2 orang itu merasa terganggu
“yuri..” bisik jessica pelan
Yuri melihat Jessica didepannya segera bangkit meninggalkan nya sendirian dibelakang.
“YURI TUNGGU!”
Yuri terus berjalan menghiraukan Jessica yang berlari dibelakangnya
DUKK
“aww”
Seseorang menabrak jessica membuat nya melewati beberapa anak tangga dan ia terbanting kebawah
“SICA!”
Yuri berlari menuju jessica yang memeluk kakinya. Yuri melihat wajah kesakitan jessica dan segera mengendong jessica membawanya ke ruang kesehatan
**

“hanya terkilir. Tidak usah panik” ucap suster itu
“maaf”
“tak apa. Yuri bisa kau jelaskan…”
“tak ada yang perlu dijelaskan. Kita sudah berakhir sica”
“TIDAK”
Yuri pergi meninggalkan Jessica menangis disana.
**

Jessica pov
Aku akan membuatmu mencintaiku lagi Kwon Yuri
Hari ini aku memaskan nasigoreng kimchi buatnya. Kulihat badannya semakin mengurus dan ia terlihat begitu pucat tiap harinya.
‘apa aku langsung memberikan ini padanya? Tapi pasti ia akan menolaknya’
Jadi kupuskan akan kuletakan di mejanya saja.
Tak lama ia datang. Wajahnya sangat dingin berbeda dengan Yuri yang kukenal dulu. Ia membaca pesan yang kutulis di atas kotak makan itu. Kulihat ia tersenyum ya Tuhan kurindu senyum itu. Segera ia duduk dan melahap makananku. Aku melompat2 kesenangan dan terus memperhatikannya makan dari tempat persembunyianku.

Kulihat tiap suapan yang masuk dimulutnya begitu perlahan dan sangat menikmati. Kusenyum senang namun terhenti begitu melihat air mata jatuh begitu saja dari matanya.. sesaat ia membiarkan air matanya terus jatuh. Namun buru2 ia mengusapnya dan melanjutkan makannya.
Ada apa dengan mu Yuri?
**

Semenjak hari itu aku selalu membuatkan sarapan buatnya. Namun beberapa minggu ini ia terlihat absen terus.
“EONNIE!!”
“WAE SOO JUNG?”
“eon temani aku kerumah sakit. Aku mau bertemu temanku disana”
“kenapa harus aku?! Mana Sulli mu?”
“itu dia! Sulli masuk rumah sakit”
“okay2”

Soojung sial. Tau begini mungkin aku bisa bertemu Yuri hari ini. Siapa tahu ia masuk hari ini.
“eon tunggu disini saja yah. Aku mau berduaan dengan Sulli”
“YA!!!”
“hehe sudah sana pergi”

Dasar anak kurang ajar. Daripada menunggu tak jelas. Lebih baik aku perputar2 dulu
Mataku tetap menatap setiap ruangan yang kulewati. Hingga kuterhenti disebuah ruangan. Orang yang tak kusangka akan kutemui ditempat ini

Yuri. Ia berbaring disana. Wajahnya penuh rasa kesakitan. Wajahnya pucat pasih ia meringgis pelan. Aku membaca nama ruangannya . ini ruangan kemo. Apa yang sudah terjadi padanya.
Aku ingin melangkah masuk tapi seseorang menahanku

“soo”
“sepertinya kau sudah tahu”
“bias kau jelaskan?”’
Sooyoung mengajakku kebelakang rumah sakit
“Yuri menderita leukemia. Ia harus menjalani kemo untuk memperpanjang hidupnya. Ia mau kau bahagia makanya ia memtuskan mu”
“bagaimana aku bias bahagia melihatnya seperti itu soo”
“aku tahu. Itu keputusannya”

Author pov
Jessica memeluk lututnya erat menanggis dalam sana.
Bebrapa jam kemudian, diam2 jessica mengikuti Yuri yang dibawa keruangannya. Ia melihat Yuri terlelap dalam ruangan itu.
Jessica menempatkan dirinya disamping ranjang Yuri. Pelan2 Ia menanggis melihat wajah pucat Yuri. Bagian matanya yang menghitam. Tubuhnya yang mengurus.
**

Yuri bergerak perlahan menandakan ia akan segera terbangun. Membuka matanya pelan dan meutupnya kembali. Terlalu
pusing untuk melihat dunianya

“Yuri..”
Jessica bebisik pelan mengusap pipi Yuri
Yuri membuka matanya segera walau terasa amat pusing
“Si..ca?”
Yang dipanggil tidak membalas hanya menganggis diatas dada Yuri.
“kau bodoh! Mengapa kau tdak pernah mengatakannya!”
“aku memang bodoh! Tinggal kan aku sendiri”
“TIDAK. I love you”
“I’m not”
“don’t lie yuri”
“ya! Pergi dari hadapanku”
“tak akan pernah.”
Jessica memeluk tubuh Yuri makin erat. Menaggis dalam sana
“ini sebabnya aku tak pernah mengatakannya padamu sica.. kau terlalu lemah untuk ini. Aku tak suka melihatmu menanggisiku”
Jessica menghapus air matnya
“aku berjanji akan disampingmu Yuri”
“kau yakin?”
“ne, Yuri percaya padaku”
Yuri mengangguk dan membalas pelukan Jessica
“maaf membuatmu menaggis”
**

Semenjak itu Yuri dan Jessica menghabiskan waktu mereka bersama. Jessica dengan telaten merawat Yuri. Seusai Yuri kemo, Jessica selalu dengan sabar memijat tengkuk Yuri karena ia memuntahkan semua isi perutnya

Hueekkk

Jessica memijat tengkuk dan pundak Yuri
“sudah baikan?” Tanya Jessica menyodorkan segelas air
Yuri hanya mengangguk tak sanggup mengeluarkan kata2
Dibaringkannya kembali Yuri. Ia menutup matanya karena pusing mulai melandanya. Diam2 jessica berusaha menahan air matanya. Ia sudah berjanji akan kuat demi Yuri.
“sica..” pijatan Jessica terhenti begitu yuri memanggilnya
“emm?”
“mau kah malam ini kau tidur denganku?”
“tentu”
Yuri memberi sedikit tempat untuknya dan Jessica berbagi kasur. Jessica memeluk pinggul Yuri dan meletakan kepalnya didada Yuri
“sica, kau harus move on.”
“tidak akan pernah yuri. Aku hanya mau dirimu”
“aku tak bisa di samping mu selamanya baby”
“aku mau seobang ku ini yang menjagaku”
“aku kan selalu menjagamu baby. Ditempat yang berbeda saja.”
“kau bicara apa.. aku tak pernah membiarkanmu pergi.”
Yuri tersenyum memeluk jessica mengecup puncak kepalanya.
“gomawo sica..” bisik Yuri “Love you more than anything…” bisik yuri lagi
Jessica sudah terlelap dalam pelukan Yuri.
Semalaman Yuri terus menatap wajah sica yang terlelap
‘tuhan aku masih ingin bersamanya’
Airmatanya terus mengalir. Ia tak mau semuanya berakhir. Sekali lagi ia mencium puncak kepala jessica dan ia kemudian terlelap.
**

FLASHBACK END

“jessica berapa usia mu saat ini?”
“22 appa. Why?”
“ah waktu yang tepat. Akan ku jodohkan kau dengan anak sahabat appa.”
“appa please. Aku masih belum..”
“no . kau akan bertemu denganya besok”
**

tbc

Make me by your side [OneShot]

Yuri dan Jessica sudah berteman cukup lama.. sejak mereka duduk di taman kanak-kanak. Sudah cukup untuk seorang namja bernama kwon yuri ini membulatkan tekadnya untuk menyatakan perasaannya.

Lain halnya dengan sang yeoja. Sifatnya yang kekanak-kanakannya membuatnya masih berangaapam bahawa namja yang selalu didekatnya hanya seorang oppa yang selalu melindungi dongsaengnya.

“Ya! Sica! Ayo bangun!”
“sabar Yul..aku mengantuk”
“sica-ah.. ayooo”

Yuri menarik Jessica hingga ia keluar dari dalam selimutnya. Digendongnya Jessica dan diturunkannya didepan kamar mandi

“apa perlu kumandikan?”
“YA KWON YURII!!!”
“ara..ara.. aku juga sudah pernah melihatmu naked..” tawa mesum Yuri
“YA! Itu saat kita berumur 3 tahunn!!” marah Jessica melempar handuknya
“tapi aku masih mengingatnya jelas loh.. bentuknya gini.. lalu gini.. lalu….. akh” perkataanya terhenti saat sebotol cairan pembersih kamar mandi mengenai kepalanya
“KWON YUWREEEEEE”

***
Jessica dan Yuri duduk dibangku panjang taman bermain. Keduanya baru saja mengeliling taman bermain dan memainkanya. Walau terdengar classic tapi cukup melepas penat mereka seminggu disekolah menengah mereka

“senang sica?”
“tentu^^”
Yuri menganguk dan kembali menyedot minuman ditanganya
“ah ya.. sica. Kau mau menjadi pacarku? Ku pikir.. kita sudah bersama cukup lama. Kita juga sudah amat dekat. Kenapa hubungan kita tidak kita ubah dari ‘pertemanan’ menjadi ‘pacaran’.. ini akan terlihat keren”
“huh?”

Jessica menatapYuri heran, bingung namja disampingnya ini sedang berbicara apa.
“iya.. kau mau?”
“aku…”
“jangan dijawab dulu!”
Buru-buru Yuri memotong ucapannya itu
“mengapa? Aku sudah mempunyai jawabanya..”
Yuri berlutut dihadapan Jessica. Mengengam erat tanganya
“aku ingin kejutan nantinya.. makanya jangan dijawab dulu” bisik Yuri pelan
Jessica mengangguk
Yuri bangkit dan mengandeng lembut tangan Jessica

***
Sesampainya dirumah
Jessica masih diam termenung. Dipikiranya hanya ada nama kwon Yuri yang berputar-putar. Bingung apa yang harus ia perbuat
‘Yuri baik padaku.. perhatian.. peduli dan ia sangat sayang padaku..ku kira itu karena dia menganggapku dongsaengnya.. aku juga menyanginya tapi aku masih bingung’

Tak lama Krystal adiknya masuk dan meghampiri kakanya itu. Merasa bimbang Jessica menceritakan yang ia alami pada adiknya itu

“eonni.. jika aku dipihakmu, aku pasti akan berpikir seperti ini… kalau Yuri tak ada disisiku apa aku masih bisa menjalani hidup ini dengan normal?’”
“a-aku rasa akan sulit..” jawab Jessica pelan membayangkan jika suatu saat Yuri pergi meninggalknnya
“kurasa kau sudah tahu jwabannya eonnie..”
Jessica terdiam.. memeluk lututnya hingga terlelap dengan perasaan bimbang.

Malamnya
Yuri menghampiri Jessica yang sedang duduk ditepian sungai han. Tubuh kurusnya mengigil akbat angin malam
“Sica” panggil Yuri
“yu.. ya ampun Yuri! Apa yang terjadi denganmu!”
Yuri terduduk ditanah. Tubuh lemasnya yang penuh darah berusaha megapai Jessica
“apa yang terjadi Yul!!” teriak Jessica berusaha menghapus darah yang ada dikepala Yuri
“a..aku kesi..ni karena mu..” jawab Yuri dengan nafas terengah-engah
“maaf.. maaf Yul..”
Yuri tersenyum dan menutup matanya perlahan diiringi tangis Jessica yang makin mengeras


“YURII!!”
Keringat Jessica bercucuran padahal pendingin ruangan dikamarnya sedang dinyalakan
’03.00’
Jessica mengecek jam dindingnya dan menunjukan angka 3. Jessica berusaha menutup kedua matanya namun gagal. Diraihnya handphonenya dan dengan cepat mendial nomor Yuri
“eumm sica ada apa?”
“Yuri? Maaf membuatmu terganggu..”
“emm tak apa.. ada apa?”
“tidak.. aku hanya .. hanya ingin dengar suaramu.”
“jeongmal? Apa kau bermimpi sesuatu yang buruk?”
“ne.. dan aku takut..”
“tenang sica.. itu hanya mimpi.. apa kau mau aku menemanimu sekarang?”
“TIDAK! TIDAK PERLU”
“tenang sica.. aku akan kesana”
“NO..NO KWON YUL.. STAY THERE OR ELSE!”
“okay..okay.. aku tak akan kesana.. tapi tenang sica”
Nada suara Yuri melembut
“bisa kau ganti menjadi video call?” Tanya Yuri
Jessica berguman kecil dan menganti pembicaraan mereka menjadi videocall
Yuri melihat keadaan berantakan Jessica. Ia yakin betul sesuatu yang buruk baru saja dialaminya
“sica kau yakin tak apa?”
“emm.. Yuri..”
“ya?”
“aku, aku mau menjadi kekasihmu..”
“benarkah?”
“ya.. setelah kupikir.. aku tak bisa hidup tanpamu…”
“tenang sica.. jangan bicara seperti itu.. walau aku tdak ada, kau masih bisa hdup bersama yang lain.. tapi aku akan berusaha membuat hidupku ada terus disisimu…”
“janji Yul?”
“ne.. janji..”
“saranghaeyoo”
“ne na do saranghae”
Jessica merasa lega karena akhirnya ia mengerti maksud perasaanya pada Yuri. Yuri tersenyum senang dan ia berjanji pada dirinya membuat dirinya selalu ada untuk Jessica.

THE END

remember this just a fiction!

Can’t We Together? Part 4 [END]

Berminggu-minggu sejak kejadian itu
Tubuh Jessica makin mengurus, bahkan lebih parah dari yang dulunya. Jessica terus melempar tatapan dinginya yang membuat tidak ada seorang pun berani mendekatinya
“sica-ya…” tiffany memangil pelan Jessica
Hanya tiffany satu-satunya dapat mendekati Jessica. Dia bukan tipe orang yang mudah putus asa. Walau Jessica sama sekali tidak mengubrisnya, tiffany tetap merawat Jessica, mengajaknya bercerita walau lagi-lagi berakhir dari tatapan kosong Jessica
“sica..”
Tiffany menguncangkan sedikit tubuh Jessica pelan. Namun Jessica tetap pda posisinya. Terlelap dengan tenang. Perasaan Tiffany mendadak tidak tenang
“SICA!!!” Teriak tiffany berulangkali, namun tetap saja Jessica terlelap
Panic! Tiffany segera menelepon Sooyoung
“SOO! Bisakah kau kerumahku sekarang? Jessica tak sadarkan diri!”
“a-ah yee..”

***
Sooyoung Pov

Yuri.. aku harap kau tidak membenciku …

Flashback
“yeyei Yul.. siapa gadis itu?”
“dia? Pasienku..” yuri menjawab dengan wajah tersenyum-senyum
“pasien? Tapi kudengar kau mengajaknya keluar bersama..”
“haha.. aku rasa aku mencintainya..”
“wowoah.. Yul kau sudah dewasa.. bukan Playboy kampus lagi Yul.. berhenti mempermainkan hati wanita..”
“tidak Soo.. aku yakin dengan pilihanku kali ini..”
“oke oke.. baiklah Kwon Yul…”
“hahaha..”
“Soo?”

“yahh?”
“kau mau membantuku?”
“anything bro.. what?”
“lakukan pengetesan padaku..”
“untuk apa Yul?”
“yah.. hanya mengetes saja..”
“…..”
“ayolah Soo..kan kutraktir sebulan penuh!”
“JINJA? Oke baiklah!”

“Hasilnya ini Yul.. tapi beneran deh buat apaan?”
Yuri memperhatikan setiap tulisan disana dengan detail nya. Hingga selesai ia memabacanya ia tersenyum senang
“gomawo Soo”
“yul kau belum menjawab pertanyaanku!”
“haha oke. Hanya sebagai jaga-jaga.. kalau-kalau Jessica tidak mendapatkan Hati yang cocok buatnya.. ku rasa punyaku akan pas”
Mata Sooyoung melebar
“KAU GILA YUL!”
“tidak.. aku sangat mencintainya. Ia bilang ia ingin hidup lebih lama..”
“tapi tidak kau Yul.. untuk apa dia hidup kalau nantinya kau pergi meninggalkannya?”
“masih banyak namja lain Soo.. ada dirimu :p”
“dasar gilaa!”

Flashback end

“dimana Sica?!”
“dikamar.. aku takut Soo!”
Aku berlari kekamar Sica mendapatinya pucat pasi dengan nafas yang sangat pelan
Tanpa menunggu ku gendong tubuh kecilnya berlari keluar dan segera membawanya kerumah sakit.

“dokter keadaan pasien memburuk”

Jessica pov

Gelap! Dimana Yuri.. Yuri aku butuh kau
“sica baby saranghaeyo”
“seobang?”
“sica baby saranghaeyo”
“seobang kau mendengarkanku?!”
“tentu sica..”
“seobang aku butuh kau!”

Tak lama muncul sosok yang sangat kurindukan. Wajahnya yang bersinar tatapan lembutnya. Air mataku jatuh lagi melihat wajah yang sangat aku rindukan
Kupeluk erat tubuhnya dan ia membalas pelukanku mengelus punggung belakangku pelan dan mengecup puncak kepalaku

“sica aku mencintai dan menyayangimu selalu.. ingat itu”
“seobang kenapa kau meninggalkanku?”
“aku? Aku tidak pernah meninggalkanmu”
“bohong!”
“kembali lah sica.. kau membuat yang lain khawatir”
“tidak. Aku butuh kau Yul!”

Yuri melepas pelukannya. Dan dengan itu tubuhku kembali terhempas pelan kebelakang dan ia melambaian tangannya pelan padaku


“sica! Sica kau dengar aku?”
“tiff? Soo?”
“yes.. sica..”

Tiffany memeluku erat. Aku berusaha membalas pelukannya namun sangat sulit..
Sooyoung meletakan stetoskopnya didadaku. Diam sejenak dan ia menghela nafas.
“tubuhnya menolak organnya…itulah sebabnya ia menjadi lemah seperti ini”

***
Author pov

Sooyoung menundukan kepalanya dalam. Rasanya ia ingin membunuh dirinya sekarang juga
“maaf.. maaf”
“soo..”
“kalau saja.. kalau saja tes itu tidak terjadi kesalahan apapun.. ini semua tidak akan terjadi..”
“aku membunuh sahabatku.. aku melukaimu.. aku membuatmu menderita.. aku membuat semuanya berantakan!” guman Sooyoung mencengkram rambutnya sendiri dengan air mata yang mulai jatuh
“s-sooyoung?” tiffany berusaha mendekati Sooyoung memeluknya namun ditepis pelan oleh Sooyoung
“untuk menebus kesalahanku… aku akan merawatmu sica..”

Jessica sedari tadi hanya diam menatap mereka berdua.. masih belum bisa mencerna dengan baik.
Akhirnya ia sadar namun lebih memilih membalikan tubuhnya menatap tembok disamopingnya

***
“sica.. saatnya meminum obatmu..”
“…”
“sica…”

Lagi-lagi sooyoung menepuk pelan punggung Jessica yang terlelap. Namun sebenarnya ia diam tak mau menemui siapapun saat ini

***
Jessica pov

Yuri.. aku merindukan mu..
Tubuhku kian melemah. Untuk membuka mata saja aku tak sanggup. Mengapa? Mengapa hati Yuri tidak bisa kuterima? Apa..apa karena aku terlalu merindukannya?

“soo..” dengan susah payah ku panggil ia
“ada apa sica?”
“aku lelah.. bisakah aku tidur sejenak?”
“silahkan… perawatan ini memang membuatmu akan sedikit mengantuk..”
Aku mengangguk dan mulai kembali tertidur

Ditidurku , aku kembali bertemu Yuri. Tubuh tegapnya dibalut setelan jas putih menghampiriku. Kupeluk erat tubuhnya dan ia membalasnya dengan mengecup puncak kepalaku
“siap sica baby?”
“tentu seobang”

***
Author pov

Sooyoung melempar pandangannya pada Jessica yang sedang terlelap.. bunyi mesin yang terus menggema diruangan itu membuatnya berlari keluar mencari pertolongan. Ia kembali dengan bebrapa dokter seniornya
Sooyoung berusaha semampunya memebuat jantung Jessica kembali berdetak
“Jessica!! Jessica!! Kau dengar aku!!”

Teriakannya hanya akan sia-sia. Kareana tubuh itu telah bertemu dengan orang yang amat dirindukannya.
Tiffany datang di rangkulan Taeyeon.. memeluk erat dia yang sudah tak sanggup menopang beratnya sendiri.
Tiffany mendekati tubuh Jessica. Memeluknya erat, pelukan persahabatan mereka dan membisikkan beebrapa kata
“apa kau bertemu seobangmu disana?”
Tubuh kaku Jessica tersenyum tenang. Sooyoung hanya bisa berlutut didepan pintu tidak tahu apa yang sudah ia perbuat
“Sooyoung…”
“apa aku sudah membuat semuanya membaik taeng?”
“sudah.. kau membuatnya lebih baik”
“aku harap begitu..”

***
“Sica. Aku sudah menunggumu…”
“aku datang seobang..”
“now we can together forever”

THE END

Can’t We Together? Part 3

Keesokan hari nya

Jessica Pov
“sica baby!! Saranghaeyoo”
“ne seobang na do saranghae..”
“aku mencintai dan menyayangimu ingat itu..”

Aku terbangun dan meraskan pusing yang cukup yaaah… Dimana aku? Dimana Yuri?

“sica.. kau sadar? Kau butuh sesuatu?” kulihat Tiffany dihadapanku
“Yu..ri”
Mata Tiffany sedikit membesar menandakan ia kaget.

“akan kupanggilkan dokter” ia segera berlari keluar. Mungkin saja ia akan memanggil Yuri. Ah ya, sudah kuputuskan aku akan menerima Yuri.

Tak lama.. Sooyoung masuk bersama beberapa suster lainnya. Mereka melakukan beberapa tes padaku

“bagaimana soo?”
“untuk saat ini baik. Tapi aku masih takut jika ada penolakan terhadap tubuhnya. Karena menganggapnya benda asing”

***
Author pov

“penolakan?” Jessica sedikit tidak mengerti dengan pembicaraan Sooyoung dan Tiffany
“iy-ya.. bagaimana perasaanmu sica?” tanya Tiffany berusaha mengallihkan pembicaraan Jessica
“aku merasa lebih baik. Hei kau belum menjawab pertanyaanku. Dimana Yuri?” sekali lagi Jessica menanyakannya

Tiffany menatap Sooyoung meminta persetujuan atau bahkan meminta kode untuk apa yang akan mereka lakukan. Sooyoung hanya diam menatap kearah lain. Tidak tahu apa yang harus mereka lakukan

“Sica.. sebaiknya kau beristirahat…” nasehat Tiffany
“tiff.. jangan mengalihkan pembicaraan.. dimana Yuri. Ada sesuatu yang ingin aku katakan padanya”
“sica istrirahat. Ini perintah” ucap Sooyoung dingin berusaha menidurkan kembali tubuh jessica dan meyelimuti gadis itu


“soo.. kita tidak mungkin menyembunyikan ini terus menerus..”
“aku tahu tiff.. berhentilah mengulangi perkataan yang sama!”
“bagaimana aku bisa tidak mengulanginya jika kau hanya diam tak meresponku!”
“TIFFANY HWANG! Aku sedang berfikir!”

Bentakan Sooyoung mengema diruang kerjanya. Membuat Taeyeon kekasih tiffany segera masuk menghampiri mereka
“Soo! Kau gila! Biarkan aku yang mengetakanya pada Jessica!” bentak Taeyeon meranggkul Tiffany dan membawanya keluar
“TERSERAH KALIAN!” balas Sooyoung membanting berkas yang sedari tadi ia pegang

Sooyoung terdiam kembali. Sepeninggalan Taeyeon dan Tiffany.. di tatapnya kembali berkas yang ia pegang tadi. Berkas yang merupakan hasil pemeriksaan akhir Jessica.

‘Yul.. aku bingung..’ gumannya dan tak lama ia terisak

***
Jessica pov

“sica.. saranghaeyo..”
“ne yul.. na do saranghae”
“aku mencintai dan menyangi mu.. ingat itu”

“YUL!!”
Aku terbangun dari tidurku. Perlahan melihat sekitar. Berharap orang yang selalu muncul dimimpiku itu menampakan dirinya. Sudah sejak aku kemarin sadar ia tidak pernah datang menemuiku.
Aku merasa sangat kesepian. Air mataku kembali jatuh mengingat mimpi yang tiap kali mendatangiku stiap aku memejamkan mataku. Apa maksudnya Yul.. aku tahu kau sangat mencintai dan menyangiku.. maka dari itu datanglah

“sica..sica.. gwenchana? Mengapa kau menagis” sahabatku Tiffany menghampiriku menghapus air mataku dengan kedua ibu jarinya
“Tiff, kumohon katakan dimana Yuri? Apa ia sudah bosan dengan gadis seprtiku? Apa ia membenci gadis penyakitan sepertiku? Tapi aku merasa sehat Tiff. Seseorang sudah mendonorkan hatinya buatku.. aku sehat Tiff.. aku ingin Yul!”
“sica…”
“i know how selfish i am.. but.. i just wanna tell Yuri. I want to give him an answer!”
“sica.. sica”

Tiffany memeluk tubuhku yang gemetar hebat. Aku balas memeluknya erat. Aku hanya butuh Yuri saat ini.. dimana pria itu

***
Author pov

Taeyeon menyaksikan semua itu hanya bisa berusaha menahan emosinya. Taeyeon memutuskan tekadnya mengatakan semuanya pada Jessica

“Sica.. sebenarnya..”

Taeyeon hendak melanjutkan katanya sampai seseorang membuka pintu kamar Jessica

“Sica. Setelah mendengar ini, kau boleh membenciku…” “ikut aku…”
“sooyoung?”


Sooyoung menarik pelan tangan Jessica menuntunnya menuju suatu ruangan

“ruangan Yuri?” tanya Jessica

Sooyoung tidak menjawab ia terus menuntun jessica memasuki ruangan Yuri. Didudukannya jessica dikursi besar milik Yuri dan dipakaikannya jubah putih dokter milik Yuri
Seketika aroma parfum Yul yang melekat di jubah itu masuk kepenciuman Jessica. Aroma yang sangat ia rindukan

“ada apa ini soo?” tanya Jessica bingung sekaligus takut melihat wajah serius Sooyoung. Jessica hanya memeluk erat jubah kebesaran milik Yuri yang melekat ditubuhnya
“seperti yang kukatan sebelumnya. Kau boleh membenciku setelah ini”
“…”
“sica… yuri.. hati yang ada padamu adalah milik Yuri..”
“huh? Soo.. aku tahu hati yuri hanya milikku seorang” jessica menjadi salah mengerti
“sica.. bukan itu… Hati..organ hati milik Yuri ada padamu. Yuri mendonorkannya padamu. Disaat kau sekarat waktu itu.. ia mem..membunuh dirinya sendiri.. dan..*sob dan ia menyuruhku memindahkan hatinya untuk mu.. maaf sica. Maaf aku tak bisa menghentikannya..”

Jessica masih tidak percaya denga yang baru saja ia dengarkan. Baginya Sooyoung yang selalu membuat lelucon sedang menunjukan aksinya didepannya

“haha.. kau pandai soo.. sudah cukup bercandanya.. Ya! Kwon Yuri ayo keluar! Aku tahu kau bersembunyi!!” teriak Jessica melihat sekitar ruangan yuri
“SICA! Dengar! Aku tidak bercanda…” sooyoung menaikan suaranya mengenggam bahu sica erat menandakan ia serius
“soo..” jessica mulai terisak menyadari kalau ini bukan main-main

Sooyoung memeluk tubuh gemetar Jessica
“maafkan aku…aku tak bisa menghentikannya”
Raungan jessica makin mengeras. Ia memukul2 dada sooyoung berteriak sekeras-kerasnya. Meneriaki nama Yuri
“YUL!! YUL KAU BODOH!!! hikss”
***

Jessica tertunduk didepan ranjang Yuri. Tubuh Yuri yang telah kaku dan dingin akibat zat kimia itu dipeluknya erat. Seakan tidak mau melepasnya
“yul.. yul hiks.. aku bahkan belum memberikan jawaban untuk mu. Yes Yul.. i will!! I want be your girlfriend!!”

Tubuh kaku Yuri tak bisa merespon apa2..
Tanggis jessica kembali meledak, hingga dadanya sesak
Dipukul-pukul berulang kali tubuh Yuri tapi tidak ada respon sama sekali.
Dengan air mata yang terus mengalir, didekatkanya bibir jessica pada bibir kaku dingin milik Yuri. Jessica mencium lembut Yuri
“Yuri… saranghaeyoo”

“Sica.. ada aku disini…” bisik seseorang

tbc

*maaf kelamaan dan mengcewakan

Can’t We Together? Part 2

Author Pov

Kedekatan Yuri dan Jessica kian mendekat. Tak kadang saat makan siang Yuri menghampiri Jessica dan mengajaknya makan bersama. Seperti sore ini Yuri sedang mengajak Jessica untuk berjalan-jalan. Sekaligus ia sudah memantapkan pilihannya untuk menyatakan perasaannya pada Jessica

“sica! Kau sudah siap?”
“sabar Yul! Aku sdang memakai sepatu. Siapa yang suruh aku menganti sepatu tadi huh!”
“hehe.. mianhae sica. Aku tak mau kaki kamu lecet nantinya”
“huh?”

Yuri mengandeng tangan Jessica menuju mobilnya dan Yuri segera melajukan mobilnya ketempat pusat pemberlanjaan
“shopping?!!” riang Jessica
“yes sica”
“okaayyy gomawo Yul!!”
“ne sica”

Keduanya menghabiskan waktu berputar-putar di daerah Dongdaemun – Namdaemun. Kami mencoba berbagai barang. Jessica tampak sangat senang. Tak henti2nya ia tertawa atau memperlihatkan ekspresi lucunya. Yuri makin menyukai melihat wajah senang Jessica.

“sica! Lihat ini!”
“kalung couple?”
“iyaa.. bagaimana kau mau?”
“bagus. Yah walau terlihat seperti anak-anak”

Yuri tersenyum dan membantu jessica memasangkan kalung tersebut
“haha yeoppo”
Jessica tertunduk malu mendengar nya
“kkaja.. aku ingin mengajakmu ke suatu tempat”

***

Yuri pov

Kami tiba di bawah pohon hawthron
Jessica masih tampak bingung dan ia hanya menatapku blank. Ah ayolah kenapa aku sangat gugup

“sica.. aku..”
“iya?”
“sica.. aku.. aku menyukaimu. Aku mau kau menjadi pacarku. Aku tahu ini jauh dari kata romantis, tapi aku sungguh ingin mengatakannya..aku ingin terus disamping mu.. bukan hanya menjadi dokter mu.. aku ingin merawat dan menyayangimu selamanya.. jadi kau mau?”

Jessica pov

Oh tidak. Aku tak percaya ini akan terjadi.
“ak..ku…”

Aku ingin menjawabnya namun sesuatu menjanggal nafasku sehingga aku tidak dapat melanjutkannya. Oh tidak.. jangan sekarang. Kumohon

“Yul.. se..seakk”
Dengan susah payah kukeluarkan kata2 itu
Yuri segera memelukku erat. Melepaskannya lalu mengoncang-goncangkan tubuhku pelan

“sica!! Sica!! Ada apa?”
“tak.. ada.. ud..dara..”
“tenang sica.. aku akan membawamu kerumah sakit..” katanya panik mengendongku dan membawaku kemobil

Ia mengemudikan dengan cepat sambil sesekali melihat keadaanku. Oh ini pasti karena aku terlalu lelah.. atau apa penyakitku bertambah parah?

“sica.. mianhaeyo..mianhayeo… tidak seharusnya aku mengajakmu hari ini..” kata itu terus ia ulangi
“gwen..chana yul..”

Mataku semakin memberat dan yang terakhir ku ingat Yuri kembali mengendongku dan berlari memasuki rumah sakit

***

Yuri pov

Mianhae sica. Aku tidak tahu jika akan terjadi seperti ini. Ini semua salahku. Aku tidak bisa memaafkan diriku jika sesuatu terjadi padamu.

“dokter kondisi pasien memburuk”
“dokter tekanan darahnya terus menurun”
‘dokter’
‘dokter’

Semua yang ada didalam ruangan ini melapor hal buruk! Ya tuhan tolong lah. Aku berusaha semampuku. Menyuntikan beberapa cairan yang kuyakin dapat membantu membuatnya bertahan.

Sesaat aku terdiam menatapnya. Seakan aku menjadi orang bodoh karena aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan pada orang yang sangat aku cintai ini.

Sampai satu suara membuatku tersadar

“DOKTER! Hati pasien tidak berfungsi dengan baik lagi..”

Oh tidak.. penyakit hatinya…

***

Author pov

Hal yang ditakuti oleh Yuri akhirnya terjadi. Ia kira hal ini tidak akan pernah terjadi. Ia yakin suatu hari nanti seseorang akan mendonorkan hatinya pada Jessica.

Dorongan cinta Yuri membuat ia membulatkan tekadnya!

Yuri melepas masker dan kacamata yang ia gunakan. Semua yang didalam ruangan itu kaget melihat aksi Yuri . Terlebih saat Yuri melepas jubah dokternya dan membuka kemeja putihnya

“Dokter apa yang anda lakukan!” teriak salah seorang dokter lainnya
“dokter Choi. Aku percayakan padamu! Segera lakukan pemindahan hati dari milikku!” mantap Yuri membaringkan dirinya diatas tempat tidur samping Jessica
“t-tapi dokter kwon..”
“Soo.. kumohon”
“YUL! Ini melanggar aturan dok! Kita tidak mungkin menggambil organ dari seorang yang masih hidup!!”
“baik kalau begitu!”

Yuri bangkit dari tidurnya. Ia pergi ke meja operasi mencari pisau rupanya
“dokter kwonn!”

Tanpa sedikit rasa takut, Yuri menusuk pisau tajam itu tepat diperutnya dan dengan sengajanya mengoyak perutnya sendiri
Tubuh Yuri tumbang dihadapan mereka semua. Beberapa dokter lainnya memapah tubuh tak berdaya Yuri ke tempat tidurnya

“sica-ya… saranghae..” bisik Yuri pelan menatap Jessica dan akhirnya ia menutup matanya

Dokter Choi hanya mengelengkan kepalanya berusaha menahan air matanya. Ia menarik nafasnya dan mulai melakukan pemindahan pada sahabat sendirinya itu. Well.. Dokter Choi yang sebenarnya adalah Choi Sooyoung teman Yuri sendiri.

dengan hati yang tidak percaya, Sooyoung memeluk sahabat tersayangnya dan mulai mempersiapkan dirinya.
Namun seorang dokter lainnya menahannya.

“dok, apa ada kesamaan hati mereka?”
“sama… hati mereka cocok. Beberapa minggu lalu.. Yuri memintaku melakukan tes. Dan hasilnya sama..”

Dokter itu mengangguk dan mereka melanjutkan pekerjaan mereka.

***

4 jam kemudian
Sooyoung keluar dengan hati yang kacau. Belum pernah ia merasa bersalah yang sebesar ini
Diluar ternyata ada Taeyeon dan Tiffany, Yoona dan Seohyun, dan Sunny teman mereka lainnya berkumpul

“soo?” Taeyeon yang tertua dari mereka membuka suara
“soo bagaimana keadaan sica?” Tiffany sudah mengenggam erat tanga taeyeon
“sica baik-baik saja..”
“ahh syukurlah.. ah ya kemana Yul?” Yoong bertanya
“iya. Apa Yul oppa sedang menemani sica eonnie? Tambah Seohyun

Sooyoung terdiam. Ia tidak sanggup mengatakan pada teman lainnya.ia menundukan wajahnya. Dan menutupi dengan tangannya

“soo?” heran Sunny
“maaf.. maaf” tunduk sooyoung
“ada apa soo!!” kompak mereka
“Yuri… mendonorkan hatinya pada sica..”
“soo.. ini bukan waktu yang tepat untuk bercanda” taeyeon mencengkram bahu sooyoung

Sooyoung tetap menundukan wajahnya. Air matanya mulai jatuh. Tubuhnya bergetar hingga ia terduduk dilantai
“maaf.. maafkan aku. Aku tidak bisa menghentikannya”

Mereka ber-4 masuk kedalam ruang operasi tidak peduli itu privasi
Didalam terlihat dua tempat tidur bersebelahan denga lampu yang sangat terang menerangi keduanya.
Beberapa suster tengah mengitari tubuh Jessica. Dan beberapa lainnya mengitari Yuri. Mereka menautkan kedua tangan Yuri diatas perutnya dan menutupi selimut putih hingga kepuncak kepalanya.
Tanggis Tiffany meledak melihat tubuh kaku Yuri. Sedang Seohyun menanggis pelan dalam pelukan Yoong.

Mereka ber-4 mendekati tubuh Yuri yang dingin. Masih tidak percaya dengan pemandangan mereka sekarang
“Yul Hyung.. ini bohong kan? Aku tahu kau suka mengerjai..”
“Yul! Buddy! Kau dengar aku kan?”
Tubuh kaku Yuri tetap tdak merespon apa-apa.
Sooyoung hadir diantar mereka dan berusaha menjelaskan yang sebenranya terjadi. Dengan dibantu Sunny disampingnya. Berusaha memberikan dukungan pada Sooyoung
“ini pertama kalinya aku melihat Yuri begitu menyayangi seseorang…” lirih Taeyeon
“kau benar taeng..” tambah sooyoung

tbc

Can’t We Together? Part 1

Yuri pov

Hai, aku kwon yuri. Seorang dokter di Seoul’s Hospital. Mendengar kata seorang dokter pasti dalam pikiran kebanyakan orang adalah seorang ajushi-ajushi tua. Maaf aku seorang namja tampan dan umurku baru 22 tahun.. ingat 22. Belum tua kan? Wkwk
“dokter kwon segera ke ruang UGD”

Perintah dari intercom membuatku melepaskan pspku dan segera memakai kacamata serta jubah dokterku dan berlari menuju ruang yang dimaksud

“dokter tekanan darah turun” lapor seorang suster begitu aku memasuki ruang UGD

Aku mulai menjalankan tugasku sebagai seorang dokter. Melayani dengan baik. Pasien ini benar2 dalam keadaan kritis.
Dia seorang yeoja. Sangat cantik. Dengan hati2 ku periksa tubuhnya memasangkan berbagai alat yang dapat menunjang hidupnya

“dokter tekanan darah dan denyutnya semakin turun”
“ambilkan pemacu”

Dengan segera ku gunakan alat itu pada gadis ini
Berulang2

“berhasil” gumanku

Dokter2 lain dan para suster tersenyum legah. Mereka semua membungkuk padaku aku hanya tersenyum dibalik maskerku dan kemudian beranjak membiarkan mereka melanjutkan tugas mereka

***

Siang ini aku melakukan pemeriksaan rutin pada pasien2ku

“siang nona jung” sapa ku.

Ini yeoja yang kemarin kurawat. Keadaannya belum juga membaik. Namun sepertinya ia merasa lebih baik sekarang
Nona jung atau yeoja yang bernama Jessica Jung ini hanya menatapku sebentar kemudian mengalihkan lagi pandangannya pada jendela yang tertutup tirai itu

“aku akan memeriksamu.. jadi mohon berbalik” pintaku

Dengan malas ia berbalik menghadapku. Membiarkan aku meletakan stetoskopku didadanya. Sepertinya ia cukup baik hari ini..

“okay.. seperti nya kau makin membaik saja. Jangan lupa minum obatmu dan istirahat yang bnyak” ucapku yang dibalas dengan tatapan dinginnya

Ia masih tetap diam menatap tirai itu. Aku juga tdak mau beranjak. Aku masih sangat penasaran pada yeoja ini. Apa ia sudah tidak memiliki harapan untuk hidup? Aku tahu penyakitnya belum memiliki obat. Namun apa salahnya berharap

Author pov

Yuri memberanikan diri menyibakan tirai yang sedari tadi ditatap Jessica.
Jessica tampak sedikit terkejut namnun sama sekali tidak menampilkan wajah terkejutannya.

“lebih baikan?” ucap Yuri memecahkan keheningan

Jessica hanya menatap Yuri lalu kembali melemparkan pandangannya ke arah jendela yang terbuka lebar

***

Jessica pov

Aku jessica jung. Yeoja dingin yang tak punya tujuan hidup. Setiap hari hana kulakukan menatap tirai kamar rumah sakit. Tdk ada seorangpun yang berani melakukan hal yang barusan dokter lakukan padku. Ia memang beda. Ia kwon Yuri.

Dokter yang sejak awal merawatku. Sejak pertama bertemu aku merasa nyaman padanya. Dan rasanya aku mencintainya. Tapi tidak bisa. Tidak. Aku tidak bisa karena kondisiku. Seorang dokter setampan Yuri mana mau bersamaku. Memang dari yang kudengar ia sama sekali belum pernah mempnyai pacar. Sama denganku..

Aku sengaja tidak terlalu memperdulikannya. Bersikap dingin dan acuh. Karena aku tdak mau terlalu jauh mencintainya. Tidak..tidak bisa. Aku takut aku makin mencintainya dan pada akhirnya aku akan sakit hati. Lebih baik jangan

“Jessica-sshi aku permisi. Jaga kesehatan anda”

Suara yuri terus mengema ditelingaku. Sungguh, aku sangat senang mendengarnya memanggil namaku sangat lembut. Tatapan matanya ketika merawatku, senyumnya saat aku merasa kesakitan semuanya! Semua yang da didalam diri mu Yuri.

‘can i get you?’

***

Author pov

Seperti hari-hari sebelumnya. Jessica mengikuti berbagai therapy.

“okay Jessica-sshi… rileks sja yah..” ucap yuri dengan perlahan meletakan selang2 itu didada Jessica

Jessica menutup erat kedua matanya. Tidak sanggup menahan sakitnya ketia mesin itu dinyalakan
Yuri yang mengawasinya tidak sampai hati
Entah dorongan apa, ia mengusap pelan puncak kepala jessica

“tenang Jessica.. in tdiak akan lama”
Yuri tersenyum menatap mata coklat Jessica. Seketika rasa sakit nya sedikit berkurang. Jessica membalas tatapan mata Yuri
Hingga akhirnya jessica sadar dan memilih menutup kedua matanya
‘oh tidak… jangan sampai perasaan itu muncul lagi’ batin jessica


Berjam2 berlalu
“nah. Selesai.. istirahatlah Jessica” ucap Yuri tersenyum dengan hati2 mengelap dada jessica yang bsaah karena gel tadi
“dokter..” jessica mulai membuka suaranya dan itu berhasil membuat Yuri menolehkan wajahnya
“ya?”
“kau bisa memanggilku Sica kalau kau mau”
Yuri menjadi sedikit bingung “a-ah tentu saja Sica^^” balas Yuri “kau juga bisa memanggilku Yuri atau Yul kalau kau mau..”
Jessica hanya mengangguk. Terlalu lelah karena proses terapi tadi membuatnya segera tertidur lelap
‘akhirnya aku bisa berbicara dengannya^^’ batin Yuri

***

“Sica hari ini kau boleh pulang”
Dengan berat Yuri mengatakan itu. Sebenarnya ia ingin bersama jessica lebih lama lagi. Tapi tidak mungkin, kondisi jessica kini kian membaik
“emm…” jessica hanya berguman dan tetap duduk di tempat tidurnya menunggu appanya
“sica jaga kesehatan mu”
“emm..”
“minum obat teratur..”
“hmm”

Yuri menjadi sedikit takut untuk menyapanya lebih lanjut. Ia takut melihat wajah dingin jessica
Mereka berdua terdiam hingga ketika Yuri ingin beranjak
“Yul.. bisakah kau main kerumahku ? jika kau punya waktu” kata Jessica pelan
“a-ah tentu saja”
Jessica sedikit terkejut. tak menyangka ajakannya diterima
“gomawo” lanjutnya
“n-ne..”

***
Jessica pov

Hari-hari membosankan dimulai. Lee ajushi tidak mengizinkanku untuk melakukan berbagai kegiatan. Hanya berdiam diri dikamar ditemani beberapa buku dan makanan kecil.

“benar-benar membosankan”gumanku
Tuuk tuuk
“nona Jung.. seseorang ingin menemuimu”
“siapa?”
Heran. Adakah yang ingin bertemu denganku? Seingatku Tiffany sedang berada di LA.
“h-hei sica”
“Yu.ri?”
Aku segera bangkit dari posisi tidurku dan menghampirinya
“h-hei.. bagaimna kabarmu?”
“a-aku baik. Apa yang membuatmu kesini?”
“emm.. hanya ingin mengecek keadaanmu..”

Hanya mengecek? Kukira ia rindu padaku. Sedikit rasa kecewa di benakku. Tapi itu benar aku dan dia hanya sebatas pasien dan dokter. Tidak lebih.

“dan aku ingin bertemu denganmu”
Aku langsung menghadap wajahnya yang memerah. Dia sunguhan?
“huh?”
“ah maaf..”
“tidak.. tidak apa. Aku senang melihatmu”
Gilirannya yang terdiam.
“bagaimana kalau kita jalan2 diluar? Hari ini cuaca baik. Baik buat kesehatanmu”
“baiklah.. aku akan berganti dulu”
Yuri mengangguk dan beranjak dari kamarku.

Yuri pov

Ahh aku gila! Entah keberanian dari mana yang membuatkku berani memasuki rumahnya dan mengajaknya keluar. Ku kira ia akan memberikan tatapan maut nya yang dingin itu. Ternyata tidak
“aku siap”
“ah baiklah.”

Kami berdua memasuki mobilku dan aku segera menjalankannya dengan perlahan
“kau ingin kemana?”tanyaku
“kemana saja”
“bagaimana kalau kebukit?”
“terserah”

Aku mengangguk dan melajukan mobilku ke tempat yang kumaksud
Perjalanan terasa lama, karena tdak ada satu dari kami mau berbicara
“sampai..”

Tanpa menunggu jessica membuka sendiri pintu mobil dan segera keluar. Matanya sangat memancarkan kesenangan. Baru kali itu aku melihat senyumnya
“hei sica! Senyummu sangat indah”
“ne?”
“iya senyum mu sangat indah. Jangan pernah berhenti yah?”
“ne..”

Kami kembali terdiam. Aku menyodorkannya sekotak susu dan ia menerimanya dengan senyuman

“sica.. boleh aku menjadi temanmu?”
“eum? Tentu saja Yul”
“haha gomawo”
“ne..”

Jessica perlahan meninggalkanku berjalan-jalan disekitar rerumputan yang lebat dan tinggi darinya. Disini tidak ada padang bunga yang biasanya ada dibukit2 lainnya. Disini hanya ada rerumputan tinggi dan lebat

“Yul!”
Tiba2 jessica memanggilku. Takut sesuatu terjadi aku segera berlari menemuinya yang sudah tidak terlihat akibat rerumputan yang tinggi

“Sica!!sica!!”
Aku terus menepis rerumputan yang ada dihadapanku sambil meneriaki namanya
“hah..hah..”
Kuatur nafasku yang memburu. Melihatnya baik2 saja membuatku lega
“ada apa?” tanyaku
“lihatt”

Aku terkejut melihat pohon kecil yang ternyata berbunga Hawthorn putih.

“mana mungkin ada pohon ini di antara semak belukar ini?” gumanku

Jessica terus memandangi pohon kecil itu. Melihat wajahnya aku teringat bahasa bunga itu
“sica kamu tahu bahasa bunga hawthorn?”
Ia menggeleng sebagai jawaban
“harapan. Diantara semak belukar ini ternyata masih ada sekecil harapan. Jadi…”
Aku memegang pundaknya agar ia berhadapan denganku. Kutatap matanya dalam
“jadi…?”
“jadi… jangan putus asah sica. Jangan berpikir bahwa kau tidak akan sembuh. Kau pasti akan sembuh. Karena selebat apapun masalahmu pasti ada harapan. Seperti pohon hawthron ini..”
Ia terdiam bingung menatapku. Kurasa kata2ku berhasil membuatnya terdiam.
“sica?”
“Yuri.. aku ingin pulang”
“b-baik”

Jessica pov
Yuri kau gila! Please yuri jangan buat aku makin mencintaimu. Aku tidak mau nantinya aku terluka dan kaupun demikian.
“sica.. sica kau baik2 saja? Kau terlihat kurang baik. Apa kau kelelahan?” pertanyaan Yuri membuatku berbalik menghadapnya
“ah tidak. Apa sudah sampai?”
Yuri mengangguk
“oke.gomawo Yul”
Aku segera keluar dari mobilnya dan segera melangkah kedalam rumah.

Author pov
Yuri hanya menatap punggung jessica yang kian menjauh hingga tak terlihat lagi dimatanya.
Yuri menghela nafas melihat kepergian yeoja yang ia sayangi itu.
“ada yang salah denganku sica?” batin Yuri

tbc

Make You Remember me again Part 5 [END]

Jessica Pov

Hei 2 bulan aku disini! Aku masih seperti orang gila.. setiap malam menangisi Yuri. Namja yang tidak mungkin akan mengingatku lagi. Pasti sekarang ia semakin tampan. Makin banya yeoja yang akan mengejarnya -__-

“Yul miss you bad!”

***

Sementara itu Yuri dan teman2 lainnya sedang merayakan pesta kecil2lan karena Yuri berhasil menjalankan satu proyek perusahaan Appanya

“Yul…” Taeyeon memanggil Yuri yang sedang duduk sendiri didepan televisi
“wae taeng?”
“anyio…”

Melihat ekspresi datar Yuri membuat Taeyeon mengurungkan niatnya bertanya. Yuri mengangkat bahunya dan kembali menatap layar tv itu. Walau ia menatap namun pikirannya tidak disana

“Taeng…”
“??”
“kau sahabat sejak kecilku kan?”
“emm ne??”
“iyaa.. kau sudah lama mengenalkukan?”
“y-yeah… ada apa?”
“apa kau tahu gadis bernama Jessica?”

Taeyeon terdiam menatap Yuri iba.

“tentu saja aku tahu..”
“bisa bantu aku? Bisa kau jelaskan siapa yeoja itu? Kenapa ia selalu datang di mimpiku? Aku ingat betul ketika aku tidak sadarkan diri, aku melihat seorang yeoja yang kuyakin bernama Jessica itu memanggil manggil ku…”

Taeyeon tertegun. Akhirnya dengan senang hati ia menjelaskan siapa Jessica itu. Yuri mendengarkan setiap perkataan Taeyeon yang keluat dari mulutnya dnegan seksama.

“d-dia y-yeojachingu ku? Sewaktu aku kecil?! Kau gila taeng!”
“tidak Yul.. kau sendiri yang menyatakan perasaanmu padanya…”
“t-tapi kenapa aku tidak mengingatnya?”
“ya! Karena memory mu saat ini adalah sewaktu kau kecelakaan pertama kalinya! Pertama kalinya kau lupa identitas dirimu Yul!”
“apa maksudmu taeng?!”
“Kau kehilangan ingatanmu 2 fase!! Pertama saat kau kecelakaan bersama kedua orangtuamu! Dan lagi saat jessica meninggalkanmu!”
“m-mwo?”
“dan itulah mengapa kau juga tidak mengingatku… aku dan jessica hadir diwaktu yang sama di ingatanmu…”

Yuri terdiam. Menatap kearah lain dengan pandangan kosong
“Yul.. Sica sangat menyayangimu…”
“tapi aku tidak mengingatnya sama sekali taeng…”
“yah.. sudahlah.. sabarlah..”

Taeyeon menepuk bahu Yuri dan berlalu meninggalkannya seornga diri. Bergelut dengan masa lalunya.

***

Setelah mendengar penjelasan Taeyeon. Yuri dengan segera berusaha mengingat semua kenangannya bersama Jessica.
Dengan susah payah ia berusaha mencari informasi tentang dirinya dan Jessica dimasa lalu. Ia banya bertanya pada Halmoni yang dulu merawatnya
Halmoni menunjukan beberapa foto2 mereka ketika kecil. Yuri sama sekali kosong melihat foto2 itu.

Malam ini Yuri seakan ingin berhenti saja. Namun ada satu dorongan yang amat kuat dari dalamnya untuk mencari tahu masa lalunya.
Yuri bersandar dikursinya memandang foto nya bersama Jessica. Foto yang diambil ketika mereka masih kecil. Keduanya tersenyum lebar. Dibelakangnya ada air mancur. Air matanya jatuh membasahi foto itu

‘Jessica.. walau aku lupa dengan mu. namun aku yakin aku sangat mencintaimu’batin Yuri menahan emosinya

‘air mancur iini?’ tiba2 pikiran Yuri terputar.

Bayangan jessica dan dirinya didepan air mancur.. Yuri menemani Jessica yang menangis didepan air mancur, Yuri memeluk jessica didepan air mancur, Yuri bercerita tertawa didepan air mancur itu dan Yuri mencium Jessica pertama kalinya.

“aarrrhh!!” foto yang dipegang Yuri jatuh. Ia meremas keras kepalannya hingga telapaknya memutih
“YURI!! YURI”
Teriakan ibu Yuri tidak dipedulikan Yuri lagi
“eom-ma! Arrrr”

Yuri meraung-raung memegang kepalanya. Ibu yuri hanya bisa menanggis berusaha menennagkan anaknya
Tak lama Yuri kembali tenang. Kehabisan tenanga dengan susah payah ibu Yuri mendudukan anaknya kembali ke ranjangnya
Yuri berusaha membuka mulutnya
“e-eomma.. aku ingin menyusulnyaa..” bisik Yuri pelan
“s-siapa Yul?”
“S-sica…”
“sica? Temanmu itu?”
“… dia yeojachinguku..”

Mata ibu Yuri melebar. Ia hanya tersenyum dan memeluk anaknya.
“baiklah Yul”

***

Dengan susah payah akhirnya Yuri sampai di Paris tempat Jessica berada. Dengan alamat Jessica dan kemampuan bahasa inggris yang minim Yuri, ia sampai didepan apartement Jessica

Baru Yuri akan melangkah, dilihatnya Jessica keluar gedung apaertemntnya dengan wajah sangat dingin. Yuri mengurungkan niatnya. Ia mengikuti jessica dari belakang dan mendapatinya duduk seorang diri di cafe
Melihat jessica yang duduk sendiri muncullah ide jahil dikepalanya

***

Jessica pov

Kwon Yuri sialan! Mengapa ia selalu muncul dipikiranku! Hidupku semakin berantakan saja!
Hari ini seperti biasa aku duduk di cafe seorang diri. Menghabiskan waktuku hanya duduk diam disini dan memikirkan Yuri. Jujur aku tidak bisa melupakannya

“pesanan anda” ucap pelayan itu *korean

“thanks” balasku

Aku baru mau meneguknya dan tersadar… aku di Paris. Bagaimana mungkin orang ini mengucapkan dalam bahasa Korea
Aku mengangkat kepalaku kaget menatap pelayan ini masih dihadapanku

YURI?

PRANGGG

“aaawww”

Cofee ditanganku jatuh mengenai bajuku

“kau ini tidak berubah…” komentarnya

Aku tidak ercaya ini! Ini pasti hanya halusinasiku karena terlalu banyak memikirkan Yuri

Orang itu mengeluarkan saputangan Mickeynya dan mengelap bajuku

BUKKKKK

Refleks ku tendang kakinya

“YA!!”

Orang itu berteriak kesakitan

***

Author pov

Jessica masih tidak percaya bahwa didepannya ini adalah namja yang sangat dicintainya. Yuri masih terus memengang kakinya kesakitan sdangkan Jessica hanya diam tak beregrak

“Sica… ini aku..”
“Yu..ri?”

Yuri mengangguk dan memeluk erat Jessica yang terisak

“Yul…yul..yul..hiks”’
“tenang sica…”

Beberapa saat kemudian jessica mulai dapat mengontrol emosinya

“k-kau mengingatku?”
“tentu saja^^”
“lalu mengapa sewaktu kau sadar kau mengatakan aku adik imut mu -__-“
“mianhae sica.. aku benar2 tdk mengingat mu waktu itu.. tapi sekarang aku ingat semuanyaa”

Yuri kembali memeluk sica erat dan mereka berdua keluar dari cafe itu. Berjalan2 dimalam hari

“sica?”
“ne Yul?”
“kau membenciku?”
“?? Bicara apa kau Yul? Aku sangat mencintai mu… apa kau mencintaiku?”
“tentu saja..”
“emm kalau begitu… kau mau menjadi istriku?”
“Yul?” mata Jessica berkaca2 mendengar ucapan Yuri
“sica ? kau mau?”

Jessica tidak menjawabnya.. hanya melekatkan bibirnya dengan Yuri
“yes Yul! I will!!”
“thanks to make me remember you again”

THE END

Make You Remember me again Part 4

Yuri Pov

Sudah seminggu aku disini. Cukup menyenangkan. Dan kata taeyeon 3 hari lagi aku akan kembali ke Seoul. Jadi hari ini aku putuskan untuk sekali lagi berjalan2.

“Sica.. kau didalam?” tanyaku

Aku berusaha mengetuk pintu kamarnya. Namun belum ada jawaban. Mungkin ia msaih tidur.
Atau ia masih marah dengan kejadian waktu itu? Tapi sumpah, aku tidak melakukan apa2 dengannya.
Aku menghela nafas dan beranjak dari sana.

Aku melewati beberapa toko yang menjual berbagai barang2, mungkin aku bisa menemukan beberapa hadiah buat halmoni disana.

Ku masuki toko guci itu. Aku ingat halmoni suka dengan guci2 kecil.

“ahjuma ini berapa?” tanyaku
“200 won..”
“baiklah tolong bungkus yang ini”
“ne”

Ahjuma itu pergi dari hadapanku. Aku masih berjalan2 melihat2 koleksi2 guci laennya. Mataku tertarik pada guci
berwarna safir disana. Wah ini pasti sangat mahal. Aku mencoba menyentuhnya namun seseorang mendorongku hingga guci itu pecah berantakan

PRAAANG

Semua pengunjung disini menatap ku. Aku sudah gugup hanya bisa berkata terpatah2

“b-bukan aku yang melakukannya! Seseorang mendorongku!”

Ahjuma pemilik toko pun datang menghamipiriku dan mengomeliku habis2san

“ya anak muda! Kau tahu berapa harga guci itu?!”
Aku terdiam mengeleng dan menelan ludahku
“1 juta won!”
“m-wo?”

Tatapannya membara. Ia terus memukuliku dengan kemoceng ditangannya.

“a-ampun ahjuma! Aku akan mengantinya!!” teriakku berusaha menghindar dari pukulannya
“jeong-mal?”
“ne.. tapi aku akan mencicilnya…” ucapku pelan

Dan bisa ku tebak. Kali ini sapu yang melayang di kepalaku

“ahjuma.. biar aku yang bayar..” tiba2 suara seorang ajushi muncul diantara kami
Ahjuma itu berhenti memukuliku dan menatap ajushi tadi

“ini cek ku.. kau bisa mengambilnya..” ia meletakan selembar kertas cek tadi ketangan ahjuma itu
“g-gamsahamnida” ucap ahjuma itu

Aku masih speechless. Ajushi itu tersenyum padaku dan kemudian beranjak.

“TUNGGU!!” aku mengejarnya. Hampir saja ia memasuk mobilnya
“hh-hh.. ajusshi jeongmal gamsahamnida” ucap ku membungkuk
“ne.. cheonmanyeo.. sudah sana pulang.. orangtuamu pasti mengkhawatirkanmu..”
“anio ajusshi.. aku sudah tidak memiliki orangtua..”
“ahh jeosong hamnidda”
“gwenchana.. ah ya, ajusshi tinggal dimana? Biar aku ganti uang ajusshi yang tdi”
“tidak perlu.. aku ikhlas”
“t-tapi ajusshi 1 juta won bukan jumlah yg kecil..”
“tidak apa..”
“tidak! Ajjusshi! Aku harus mengantinya!”
“okay-okay.. ini”

Akhirnya ia memberikan kartu namanya.
“jeongmal gamsahamnida!”
“ne..ne.. aku haru pergi. . bye”
“ne ajusshi.. hati2 dijalan”

Aku tersenyum melambaikan tangan pada ajusshi itu
‘KWON ENTERTAIMENT’
Gumanku membaca perusahaannya.

***
Sesuai janjiku. Aku memutuskan untuk menganti uang ajusshi itu. Yah walau baru seperempatnya. Tapi aku akan berjanji segera melunasinya
DING DING
Ku pencet bell dirumah ajusshi itu. Rumahnya tidak terlalu mewah. Sederhana saja. Baru ini ada orang kaya rumahnya sangat sederhana
Tak lama keluarlah seorang ahjuma

“annyeonghaseo” ucapku menunduk
Ahjuma itu hanya diam menatapku dalam. Apa? Apa ada yang slah denganku?
“aah.. ahjuma ada apa?” tanyaku
“a-anyio.. kau sedang apa?”
“apa benar ini rumah Kwon Joon?” ucapku hati2
“ne,, benar .. silahkan masuk”

Aku menganguuk dan mengikuti ahjuma itu.
“mau minum apa?” tanyanya
“ah- tidak usah. Saya kesini mau mengembalikan utang saya”
“utang?”
“ne.. kemarin Tuan Kwon sudah membantu saya membayar guci yang tidak sengaja saya pecahkan..”
“ahh.. kau anak itu?”
“nde?” bingungku. Ahjuma ini terus menatapku. Entah mengapa aku sama sekali tidak risih. Padahal aku benci bila ditatap seperti itu

Aku menyerahkan amplop uang itu. Ia sama sekali tidak merespon. Akhirnya ku letakan dimeja saja.

“saya permisi ahjuma..”
“t-tunggu… siapa namamu?”
“ahh Kwon Yuri imnida”
“K-kwon Yuri?”
“ne..”

Aku makin bingung saja. Tanpa babibu ahjuma itu segera memeluku erat dan menangis kencang hingga jaketku basah
“ah-ahjuma?”
“Yul.. ini eomma!”
“e-eoma?”
Tubuhku kaku mendengar itu.

***

Author pov

Yuri masih terpaku disana. Dalam pelukan eommanya. Memang benar yeoja tua itu adalah ibu Yuri.
“Chagi…” tiba2 appa Yuri masuk dan segera memluk istinya yang sedang bergetar hebat.
“d-dia.. dia kwon yuri!” ibu yuri menanggis dalam dekapan suaminya

Yuri hanya terbengong. Terlalu keget mendengarnya

“Yuri. Lihat wajah kami.. kau tidak menginngatnya?” kali ini appa yuri membuka suara

Yuri hanya terdiam. Untuk mengangkat wajahnya saja ia tidak mampu

“Yuri…” lirih eomma yuri

Yuri menatap kedua orang itu. Tanpa sadar ia menitikkan air mata

“a-appa?… arrrr”

Yuri segera terjatuh dilantai. Memegang erat kepalanya. Seakan begitu banyak jarum yang menusuk dikepalanya

“Yuri!! Yuri!!”

***

Yuri langsung mendapat perawatan. Appa dan eommanya menunggu cemas diluar. Tak berapa lama seperti biasa dokter pati akan keluar

“anak anda mengalami geger otak ringan ya?”
“jeongmal?”
“ya.. sepertinya… karena ia terlalu memaksa sepertinya.. makanya seperti ini..”

Kedua orangtua Yuri hanya diam membisu.
“dok.. bisa kau melakukan tes DNA?”

***
Kwon Joon POV

Aku sebernarnya sudah sangat yakin jika anak itu adalah anak kandungku yang hilang selama ini. Menurut orang-orang yang kusuruh untuk mencari Kwon Yuri kami, pemuda ini memang benar-benar Yuri anakku. Selama ini aku membayar orang-orangku untuk berusaha mencari keberadaan anakku ini. Dan lagi aku merasa ada ikatan saat pertama kali melihatnya ditoko guci itu. Namun aku masih ingin lebih membuktikannya.

“tuan kwon ini haslnya.. ia positif anak kandung anda. Semua datanya sama denganmu dan istri anda”
“jeongmal?”

Dokter itu tersenyum memberikan file nya padaku.
“terimakasih dok”

***
Author pov

“yeobo..” ibu yuri menatap cemas suaminya
“hasilnya positif.. dia memang kwon yuri kita”

Ibu yuri terlihat amat senang. Namun disisi lain ia sangat terpukul melihat keadaan Yuri

“Yul.. cepatlah bangun..” ibu yuri memeluk erat lengan Yuri

Seperti mengerti.. yuri tiba2 membuka matanya
“ah-ahjuma?”
“yuri.. ini eomma…”
“eo..mma?”
“ne.. yuri-ya.. ini appa..”

Yuri berusaha membuka matanya.. namun kepalanya sangat sakit. Ia mencengkram erat rambut2 nya..

“arrkkhhhh”
“Yuri.. tenang nak…” ibu yuri mengusap2 kepala yuri dengan air mata bercucuran
Yuri tetap mengerang
“yeobo cepat panggil dokter!!”
“a-araseo!”

***

Sementara itu

Jessica sedang memasukan barang2nya kedalam koper super besarnya.. esok ia kembali ke Seoul. Tiba2 ia teringat Yuri.

“ah kemana anak itu?”
Jessica mengeluarkan hpnya dan men-dial nomor Yuri.
“tdk aktif?” gman nya

Tiba2 sja perasaannya tidak enak. ‘Yul ku harap kau baik2 saja. Karena aku masih menunggumu’ batin Jessica

Malamnya jessica benar2 tidak bisa tidur. Padahal besok ia harus bersiap2 pulang. Jessica terus menatap hp nya. Berharap Yuri meneleponya.
Yuri belum pulang sama sekali dan ini sudah pukul 12 malam.
Sekali lagi ia dial nomor Yuri

“yoboseyo?”
“YU.. ah” ucapan jessica terhenti mendegar suara dari sana
“maaf Yuri sedang sakit.. ia masih tidur.. ada yg bisa saya sampaikan?”
“eh? S-sakit?”
“iya.. ia dirwat di rumah sakit”
“aa-ahjuma bisa berikan alamat yuri sekarang?!”

***

Jessica sampai didepan ruangan yuri dengan nafas terengah2. Ia sangat takut. Dan sedari tadi ia terus menyalahkan dirinya. Beranggapan bahwa ini pasti karena ia memaksa Yuri mengingatnya

“annyeong haseo” ucap jessica sopan masuk kedalam ruangan yuri
“annyeong.. agasshi?”
“Jung jessica imnida. Aku teman yuri yang tdi menelepon”
“ah,, jessica. Silahkan”

Jessica membungkuk kemudian beranjak mendekati yuri yang masih tidur disana.
“Yul..” jessica memegang kepala yuri lembut dan mengelusnya. Tanpa sadr air matanya jatuh juga.

***

Flashback yuri’s childhood time
“Appa hari ini kita ke busan?!!”
“ne..”
“yesh!!”
Mobil keluarga kwon berjalan pelan. Didalam keluarga kecil itu sangat bahagia. Mereka tertawa, menyanyi dan mendengar crita dari pangeran kecil mereka kwon yuri. Namun sema berakhir tragis ketika sebuah truk menabrak mobil mereka. Yuri kecil pun terlempar dari dalam mobil itu keluar jauh dari kedua orang tuanya
End flashback

“HHH..HHH.. APPA EOMMA!!” triak Yuri terbangun
Pandangannya tertuju pada semua orang didalam ruangan itu
“Yuri.. yuri!” ibu Yuri segera memeluk anaknya itu sementara ayahnya segera memanggil dokter
“e-eomma!!” yuri menanggis hebat dalam pelukan ibunya
“yuri.. kau ingat nak?” ibunya ikut bergetar antara takut dan senang
“eomma..hiks eomma”

Jessica hanya tersenyum senang. Air matanya ikut terjatuh juga. Ia beranjak sedikit lebih jauh, membiarkan keluarga itu melepas rindu

“eomma .. apa aku punya adik perempuan?” tanya Yuri menunjk kearah jessica

Jessica mengangkat kepalanya tdak percaya dengan kata Yuri. Hati jessica seakan rapuh dan hancur saat itu juga. Jessica berusaha menahan air matanya.

“tidak Yul.. eomma kira kau mengingatnya.. dia Jessica.. dia teman mu…” ibu yuri menjelaskan
“teman? Aku tidak ingat punya teman seimut dia?” yuri menjawab dengan polosnya

Jessica tersenyum miris.
“aku permisi.. selamat yuri kau sudah sadar..” jessica buru2 bangkit dari tempat itu sebelum semuanya bertambah bruk
“ada apa dengan anak itu?” tanya ibu yuri

Yuri hanya mengangkat bahunya dan kembali memeluk ibunya

***
Jessica pov

Setelah melihat yuri seperti itu, sepertinya aku sudah benar2 tidak mempunyai kesempatan apa2 lagi. Sebaiknya aku harus melupakan dia.
“sica..”
“taeng…”
“bagaimna? Kau yakin akan pindah?”
“ne taeng.. disini terlalu menyakitkan…”
“baiklah.. jaga dirimu disana..”
“ne taeng.. ku titip sahabtkku yang manja ini..”
“tenang sica.. ppany aman padaku”
“sica! I’ll miss you bad”
“me too”

Aku memluk erat TaeNy dan dengan berat hati meninggalkan kota kenangan ini. Kuharap kau akan baik-baik saja Yul. aku tahu aku akan hanya menjadi masa lalu mu…

tbc