With You Part 3

TAENY

Tiffany pov
Aku masih menunggu taeyeon sadar. Namja cute ini belum2 juga sadar sejak semalam. Aku terus menjaganya dan aku belum tidur sama sekali.
Yang kulakukan semalam hanya menangis.. menanggis dan menanggis. Entah karena kedaan taeyeon maupun .. yuri. Yah aku masih merasa sangat bersalah. Tapi kurasa ini ah yang terbaik. Aku yakn yeoja bernama Jessica itu pasti lebih baik dariku. Aku juga sangat beruntung memiki tayeon saat ini. Mengingat ia yang menyelamatkan waktu itu

Flashback
Malam ini aku lembur. Seperti biasa jika tak ada pengunjung aku pasti duduk di dekat dapur. Saat aku duduk sendirian. Entah mengapa pikiranku melayang pada Yuri. Namjachinguku yang sangat aku sayang. Tapi apadaya.. esok ia tidak akan menjadi milikku lagi.. aku harus .. aku harus merelakannya
“hiks..” aku terisak.. dan lama kelamaan aku menanggis dengan kencang. Tak peduli apa yang akan terjadi.. biar saja aku seperti ini.. aku juga tak peduli jika managerku datang dan memecatku. Yang bisa kulakukan saat ini hanya menanggis

Cleek

Kudengar disampingku sebuah pintu terbuka dan terdengar suara langkah seseorang. Aku buru2 bangkit dan membungkukan badanku. Pasti manager.

“hei.. aku bukan manager..” ucap orang itu. Aku kenal suaranya. Aku mengangkat wajahku menatapnya. Wajah imut ini
siapa lagi yang punya kalau bukan Kim Taeyeon. Aku buru2 menghapus air mataku

“t-tapi anda kan yang memiliki cafe ini. Jadi aku wajib memberikan salam..” jelasku
“kau pelayan baru?”
“ne..”
“oke.. karena kau baru akan aku jelaskan. Aku memang pemilik cafe ini. Tapi aku tidak suka.. ah ania.. aku merasa tak nyaman jika orang terlalu kaku dan formal padaku. Jadi.. tidak usah seformal itu ya fanny-ya” jelas taeyeon menatapku lembut
“d-dari mana anda tau namaku?”
“aku kan pemilik cafe ini… masa namamu saja aku tak tahu”
Kami berdua saling tersenyum. Dan mulai saat itu kami dekat.

Flashback end

“fanny?” taeyeon mulai membuka matanya
“taetae? Kau sudah bangun?”
Taeyeon tersenyum menatap tiffany yang terus menanggis
“maaf taetae.. karenaku kau begini..”
“annio.. bukan salah mu.. ini salah kita bersama.. dan kurasa ini memang yang terbaik..”
“t-tapi”
“sshh… gwenchana. Biar aku minta maaf dan memberi penjelasan pada yuri nanti..”
“err.. tae, kurasa kau juga harus berterima kasih…”
“eumm?”
“Yuri mengirim mobil ambulans untuk mengantarkanmu kesini..”
“mwo?! Setelah memukulku hingga aku hampir mati.. ia mengirimku kesini? Dasar yuri…”
“ne.. namja yang sangat baik…”

Taeyeon terdiam memeluk Tiffany yang masih terus saja terisak
“kau menyesal meninggalkan Yuri?” tanya Taeyeon
Tiffany buru2 melepas pelukannya
“bicara apa kau tae.. “
“yah.. aku hanya bertanya..”
“aku hanya merasa tidak enak padanyaa”
Taeyeon mengangguk dan kembali memeluk Tiffany.
“tenanglah” bisik Taeyeon


Setelah beberapa hari .. Taeyeon kembali ke apartementnya. Taeyeon masih merasa kurang enak badan jadi ia memutuskan beristirahat dikamarnya selagi Tiffany mencari makan malam untuk mereka berdua
TING TING
Baru saja Taeyeon hendak menutup matanya seseorang memncet bell nya.
“y-yul?” kaget Taeyeon begitu melihat siapa dihadapannya sekarang
“uh.. hai Taeng..” balas Yuri dingin
Sedikit kelegaan dihati Taeyeon karena Yuri masih memanggil nicknamenya
“a-ada apa?” tanya Taeyeon sedkit takut
“boleh aku masuk? Ada yang mau aku bicarakan…”
“t-tentu…”

Mereka berdua duduk di ruang TV
“bagaimana keadaan mu?” tanya Yuri memulai
“b-baik.. Gomawo Yul sudah menyelamatkanku.. aku tak tahu bagaimana kalau kau tidak mengirim mobil ambulans itu”
“hmm.. tidak usah bahas soal itu” datar Yuri dingin

Taeyeon mengangguk pelan. Keringat mulai mengucur dari balik perban kepalanya
“aku kesini ingin menyelesaikan segalanya…” kata Yuri seraya meletakan tanganya dibahu Taeyeon
“Yul.. aku siap kau pukuli hingga aku mati. Tapi.. kumohon. Ijinkan aku bersama Tiffany. Aku janji .. aku tidak akan membuatnya sedih. Sama seperti kau menjaganya dulu.. Kumohon” ucap Taeyeon berlutut dihadapan Yuri.

Yuri kaget .. Ia tak pernah melihat seorang Taeyeon yang sangat keras kepala berlutut dengan air mata yang terus jatuh
“Taeng.. kau tak perlu melakukan ini…”
Kni giliran Taeyeon yang kaget.. yuri berlutut mensejajarkan tinggi mereka
“kau sahabatku Taeng.. akann ku lakukan apapun itu.”
“Y-yul..”
“ne taeng.. lakukan sesuka mu.”
Yuri memeluk Taeyeon dalam. Pelukan sahabat mereka. Dan kemudian Yuri beranjak

“Yul?”
“b-bagaimana dengan mu?”
Yuri tidak menjwab untuk beberapa saat. Ia sibuk mengatur nafasnya yang terus memburu dari tadi
“aku rasa.. aku mulai bisa menerima Jessica..” Yuri tersenyum kearah Taeyeon
“dia yang terbaik Yul”
Yuri hanya tersenyum dan kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Taeyeon yang terdiam dilantai menatap Yuri yang kini sudah menghilang dibalik pintunya.


YULSIC

Yuri pulang dengan keadaan yang kembali acak-acakan. Mabuk, berjalan sempoyongan.
Ia masih bingung dengan keputusannya. Ia masih terus bertanya ‘apa aku benar melepas Tiffany?’

“aku pulang..” datar Yuri
Jessica yang sedang duduk membaca majalah mengangat kepalanya menatap Yuri yang acak-acakan itu. Segera Jessica melempar sembarang majalah yang ia baca tadi dan membantu Yuri berjalan menuju kamarnya.
Yuri berbaring dengan mata setengah terbuka. Dan ia terus2an berguman

“tiff!! Tiff!! Kau jahat!!…” guman Yuri terus menerus dari ia memasuki rumahnya
Jessica sedikit merasa sakit didadanya ketika mendengar nama Tiffany. Jadi ia simpulkan Yuri sedang ada masalah dengan Tiffany

“Yul.. kau mabuk!” bentak Jessica berharap Yuri segera sadar. Ia benci melihat Yuri yang mabuk seperti ini.
“err… sica-ya?” tanya Yuri berusaha membuka matanya
“ ne Yul. Ini aku! Berhentilah mabuk-mabukan!” marah Jessica lagi. Ia hanya sangat khawatir melihat keadaan Yuri yang seperti ini
“huh? Apa masalahmu Mrs.Kwon?” tanya Yuri menyeringai
Sejenak pipi Jessica memerah karena baru kali ini Yuri memanggilnya ‘Mrs.Kwon’
“aku benci melihat pemabuk!” tukas Jessica cepat
“aku bukan pemabuk! Hiks… hikss.. aku bukan pemabuk!! Hiks” tiba2 Yuri terisak

Jessica makin tak tega melihat keadaan Yuri. Ia memberanikan dirinya mengusap air mata Yuri
“okay..okay. kau bukan pemabuk” pasrah Jessica. Karena percuma berbicara pada pemabuk seprti Yuri
Tanggisan Yuri berhenti. Yuri tertidur dengan tenang.

Jessica beranjak dari sisi Yuri. Mengambil beberapa pakain kering untuk Yuri. Dengan hati2 ia membuka kemeja Yuri.
“woww” guman Jessica pelan. Melihat dada dan abs Yuri yang kecoklatan dan mengkilap akibat keringat
‘ah apa yang kupikirkan!’ pikir jessica

Ini sudah kali kedua Jessica menggantikan baju Yuri. Namun entah mengapa kali ini otak mesumnya berjalan.
Dengan cepat ia membuka kemeja Yuri dan memasangnya dengan baju kering tadi
“ungghh”
Karena gerakan Jessica yang terlalu cepat saat membuka celana Yuri. Tak segaja telapak tangan Jessica mengenai milik Yuri. Alhasil Yuri mendesah
Jessica sangat takut melihat Yuri membuka matanya

“uhh.. sica?” panggil Yuri
“n-ne? Maaf Yul.. aku hanya mengganti pakaianmu” dengan cepat Jessica menaikan celana Yuri

Yuri menatap tajam jessica dengan pandangan amat mesum
‘mati aku!’ batin jessica
“aku kekamarku Yul..” dengan cepat Jessica beranjak dari kasur Yuri

Namun Yuri menahan pinggangnya hingga ia terjatuh tepat diatas Yuri. Tanpa membuang waktu Yuri melumat habis bibir Jessica. Jessica tidak meresponya. Ia hanya meronta2 melepaskan pelukan Yuri
“YURI!! YURI LEPAS!” triak Jessica memukul2 kepala Yuri

“arrggh!!” triak Yuri merasa kesakitan dikepalnya
Jessica buru2 bangkit dan menahan air matanya. Ia tak sangka Yuri akan seperti itu
“KENAPA JESSICA!!” triak Yuri penuh amara
“KAU MABUK YUL!! Aku… aku JUNG JESSICA!! Bukan Tiffany!!!”
“aku tahu!! Siapa bilang aku tidak bisa membedakan kalian berdua! Gadis kurang ajar itu!!”
Yuri kembali menarik Jessica dan menyiumnya ganas. Jessica masih tidak mau membalas dan berusaha lepas dari cengkraman Yuri
“AKU TIDAK MAU MENJADI PELAMPIASANMU YUL!!”
Bentak jessica dengan air mata yang terus mengalir. Ia takut, jika ia melakukannya.. mungkin saja ini hanya karena emosi sesaat Yuri. Ia takut jika ini terlalu jauh

Yuri tidak menjawab. Ia hanya terus melumat bibir jessica yang terkunci rapat
Karena tak kunjung dibuka jessica, Yuri meremas kuat dada jessica sehingga ia membuka mulutnya dan segera Yuri memasukan lidanya
“arrghh… Yul..Yul.. hentikan.. kumohon!” ringgis jessica
“ummm..”

Yuri tidak menjwab. Ia sibuk melilitkan lidahnya dengan milik Jessica.
Air mata jessica terus mengalir hingga mengenai pipi Yuri. Merasa kan air mata jessica, perlahan kuluman Yuri melembut. Tangannya juga membelai pelan pinggang Jessica
Air mata jessica berhenti. Yah.. bagaimanapun nafsu jessica akhirnya bangkit juga.

tbc