Make You Remember me again Part 4

Yuri Pov

Sudah seminggu aku disini. Cukup menyenangkan. Dan kata taeyeon 3 hari lagi aku akan kembali ke Seoul. Jadi hari ini aku putuskan untuk sekali lagi berjalan2.

“Sica.. kau didalam?” tanyaku

Aku berusaha mengetuk pintu kamarnya. Namun belum ada jawaban. Mungkin ia msaih tidur.
Atau ia masih marah dengan kejadian waktu itu? Tapi sumpah, aku tidak melakukan apa2 dengannya.
Aku menghela nafas dan beranjak dari sana.

Aku melewati beberapa toko yang menjual berbagai barang2, mungkin aku bisa menemukan beberapa hadiah buat halmoni disana.

Ku masuki toko guci itu. Aku ingat halmoni suka dengan guci2 kecil.

“ahjuma ini berapa?” tanyaku
“200 won..”
“baiklah tolong bungkus yang ini”
“ne”

Ahjuma itu pergi dari hadapanku. Aku masih berjalan2 melihat2 koleksi2 guci laennya. Mataku tertarik pada guci
berwarna safir disana. Wah ini pasti sangat mahal. Aku mencoba menyentuhnya namun seseorang mendorongku hingga guci itu pecah berantakan

PRAAANG

Semua pengunjung disini menatap ku. Aku sudah gugup hanya bisa berkata terpatah2

“b-bukan aku yang melakukannya! Seseorang mendorongku!”

Ahjuma pemilik toko pun datang menghamipiriku dan mengomeliku habis2san

“ya anak muda! Kau tahu berapa harga guci itu?!”
Aku terdiam mengeleng dan menelan ludahku
“1 juta won!”
“m-wo?”

Tatapannya membara. Ia terus memukuliku dengan kemoceng ditangannya.

“a-ampun ahjuma! Aku akan mengantinya!!” teriakku berusaha menghindar dari pukulannya
“jeong-mal?”
“ne.. tapi aku akan mencicilnya…” ucapku pelan

Dan bisa ku tebak. Kali ini sapu yang melayang di kepalaku

“ahjuma.. biar aku yang bayar..” tiba2 suara seorang ajushi muncul diantara kami
Ahjuma itu berhenti memukuliku dan menatap ajushi tadi

“ini cek ku.. kau bisa mengambilnya..” ia meletakan selembar kertas cek tadi ketangan ahjuma itu
“g-gamsahamnida” ucap ahjuma itu

Aku masih speechless. Ajushi itu tersenyum padaku dan kemudian beranjak.

“TUNGGU!!” aku mengejarnya. Hampir saja ia memasuk mobilnya
“hh-hh.. ajusshi jeongmal gamsahamnida” ucap ku membungkuk
“ne.. cheonmanyeo.. sudah sana pulang.. orangtuamu pasti mengkhawatirkanmu..”
“anio ajusshi.. aku sudah tidak memiliki orangtua..”
“ahh jeosong hamnidda”
“gwenchana.. ah ya, ajusshi tinggal dimana? Biar aku ganti uang ajusshi yang tdi”
“tidak perlu.. aku ikhlas”
“t-tapi ajusshi 1 juta won bukan jumlah yg kecil..”
“tidak apa..”
“tidak! Ajjusshi! Aku harus mengantinya!”
“okay-okay.. ini”

Akhirnya ia memberikan kartu namanya.
“jeongmal gamsahamnida!”
“ne..ne.. aku haru pergi. . bye”
“ne ajusshi.. hati2 dijalan”

Aku tersenyum melambaikan tangan pada ajusshi itu
‘KWON ENTERTAIMENT’
Gumanku membaca perusahaannya.

***
Sesuai janjiku. Aku memutuskan untuk menganti uang ajusshi itu. Yah walau baru seperempatnya. Tapi aku akan berjanji segera melunasinya
DING DING
Ku pencet bell dirumah ajusshi itu. Rumahnya tidak terlalu mewah. Sederhana saja. Baru ini ada orang kaya rumahnya sangat sederhana
Tak lama keluarlah seorang ahjuma

“annyeonghaseo” ucapku menunduk
Ahjuma itu hanya diam menatapku dalam. Apa? Apa ada yang slah denganku?
“aah.. ahjuma ada apa?” tanyaku
“a-anyio.. kau sedang apa?”
“apa benar ini rumah Kwon Joon?” ucapku hati2
“ne,, benar .. silahkan masuk”

Aku menganguuk dan mengikuti ahjuma itu.
“mau minum apa?” tanyanya
“ah- tidak usah. Saya kesini mau mengembalikan utang saya”
“utang?”
“ne.. kemarin Tuan Kwon sudah membantu saya membayar guci yang tidak sengaja saya pecahkan..”
“ahh.. kau anak itu?”
“nde?” bingungku. Ahjuma ini terus menatapku. Entah mengapa aku sama sekali tidak risih. Padahal aku benci bila ditatap seperti itu

Aku menyerahkan amplop uang itu. Ia sama sekali tidak merespon. Akhirnya ku letakan dimeja saja.

“saya permisi ahjuma..”
“t-tunggu… siapa namamu?”
“ahh Kwon Yuri imnida”
“K-kwon Yuri?”
“ne..”

Aku makin bingung saja. Tanpa babibu ahjuma itu segera memeluku erat dan menangis kencang hingga jaketku basah
“ah-ahjuma?”
“Yul.. ini eomma!”
“e-eoma?”
Tubuhku kaku mendengar itu.

***

Author pov

Yuri masih terpaku disana. Dalam pelukan eommanya. Memang benar yeoja tua itu adalah ibu Yuri.
“Chagi…” tiba2 appa Yuri masuk dan segera memluk istinya yang sedang bergetar hebat.
“d-dia.. dia kwon yuri!” ibu yuri menanggis dalam dekapan suaminya

Yuri hanya terbengong. Terlalu keget mendengarnya

“Yuri. Lihat wajah kami.. kau tidak menginngatnya?” kali ini appa yuri membuka suara

Yuri hanya terdiam. Untuk mengangkat wajahnya saja ia tidak mampu

“Yuri…” lirih eomma yuri

Yuri menatap kedua orang itu. Tanpa sadar ia menitikkan air mata

“a-appa?… arrrr”

Yuri segera terjatuh dilantai. Memegang erat kepalanya. Seakan begitu banyak jarum yang menusuk dikepalanya

“Yuri!! Yuri!!”

***

Yuri langsung mendapat perawatan. Appa dan eommanya menunggu cemas diluar. Tak berapa lama seperti biasa dokter pati akan keluar

“anak anda mengalami geger otak ringan ya?”
“jeongmal?”
“ya.. sepertinya… karena ia terlalu memaksa sepertinya.. makanya seperti ini..”

Kedua orangtua Yuri hanya diam membisu.
“dok.. bisa kau melakukan tes DNA?”

***
Kwon Joon POV

Aku sebernarnya sudah sangat yakin jika anak itu adalah anak kandungku yang hilang selama ini. Menurut orang-orang yang kusuruh untuk mencari Kwon Yuri kami, pemuda ini memang benar-benar Yuri anakku. Selama ini aku membayar orang-orangku untuk berusaha mencari keberadaan anakku ini. Dan lagi aku merasa ada ikatan saat pertama kali melihatnya ditoko guci itu. Namun aku masih ingin lebih membuktikannya.

“tuan kwon ini haslnya.. ia positif anak kandung anda. Semua datanya sama denganmu dan istri anda”
“jeongmal?”

Dokter itu tersenyum memberikan file nya padaku.
“terimakasih dok”

***
Author pov

“yeobo..” ibu yuri menatap cemas suaminya
“hasilnya positif.. dia memang kwon yuri kita”

Ibu yuri terlihat amat senang. Namun disisi lain ia sangat terpukul melihat keadaan Yuri

“Yul.. cepatlah bangun..” ibu yuri memeluk erat lengan Yuri

Seperti mengerti.. yuri tiba2 membuka matanya
“ah-ahjuma?”
“yuri.. ini eomma…”
“eo..mma?”
“ne.. yuri-ya.. ini appa..”

Yuri berusaha membuka matanya.. namun kepalanya sangat sakit. Ia mencengkram erat rambut2 nya..

“arrkkhhhh”
“Yuri.. tenang nak…” ibu yuri mengusap2 kepala yuri dengan air mata bercucuran
Yuri tetap mengerang
“yeobo cepat panggil dokter!!”
“a-araseo!”

***

Sementara itu

Jessica sedang memasukan barang2nya kedalam koper super besarnya.. esok ia kembali ke Seoul. Tiba2 ia teringat Yuri.

“ah kemana anak itu?”
Jessica mengeluarkan hpnya dan men-dial nomor Yuri.
“tdk aktif?” gman nya

Tiba2 sja perasaannya tidak enak. ‘Yul ku harap kau baik2 saja. Karena aku masih menunggumu’ batin Jessica

Malamnya jessica benar2 tidak bisa tidur. Padahal besok ia harus bersiap2 pulang. Jessica terus menatap hp nya. Berharap Yuri meneleponya.
Yuri belum pulang sama sekali dan ini sudah pukul 12 malam.
Sekali lagi ia dial nomor Yuri

“yoboseyo?”
“YU.. ah” ucapan jessica terhenti mendegar suara dari sana
“maaf Yuri sedang sakit.. ia masih tidur.. ada yg bisa saya sampaikan?”
“eh? S-sakit?”
“iya.. ia dirwat di rumah sakit”
“aa-ahjuma bisa berikan alamat yuri sekarang?!”

***

Jessica sampai didepan ruangan yuri dengan nafas terengah2. Ia sangat takut. Dan sedari tadi ia terus menyalahkan dirinya. Beranggapan bahwa ini pasti karena ia memaksa Yuri mengingatnya

“annyeong haseo” ucap jessica sopan masuk kedalam ruangan yuri
“annyeong.. agasshi?”
“Jung jessica imnida. Aku teman yuri yang tdi menelepon”
“ah,, jessica. Silahkan”

Jessica membungkuk kemudian beranjak mendekati yuri yang masih tidur disana.
“Yul..” jessica memegang kepala yuri lembut dan mengelusnya. Tanpa sadr air matanya jatuh juga.

***

Flashback yuri’s childhood time
“Appa hari ini kita ke busan?!!”
“ne..”
“yesh!!”
Mobil keluarga kwon berjalan pelan. Didalam keluarga kecil itu sangat bahagia. Mereka tertawa, menyanyi dan mendengar crita dari pangeran kecil mereka kwon yuri. Namun sema berakhir tragis ketika sebuah truk menabrak mobil mereka. Yuri kecil pun terlempar dari dalam mobil itu keluar jauh dari kedua orang tuanya
End flashback

“HHH..HHH.. APPA EOMMA!!” triak Yuri terbangun
Pandangannya tertuju pada semua orang didalam ruangan itu
“Yuri.. yuri!” ibu Yuri segera memeluk anaknya itu sementara ayahnya segera memanggil dokter
“e-eomma!!” yuri menanggis hebat dalam pelukan ibunya
“yuri.. kau ingat nak?” ibunya ikut bergetar antara takut dan senang
“eomma..hiks eomma”

Jessica hanya tersenyum senang. Air matanya ikut terjatuh juga. Ia beranjak sedikit lebih jauh, membiarkan keluarga itu melepas rindu

“eomma .. apa aku punya adik perempuan?” tanya Yuri menunjk kearah jessica

Jessica mengangkat kepalanya tdak percaya dengan kata Yuri. Hati jessica seakan rapuh dan hancur saat itu juga. Jessica berusaha menahan air matanya.

“tidak Yul.. eomma kira kau mengingatnya.. dia Jessica.. dia teman mu…” ibu yuri menjelaskan
“teman? Aku tidak ingat punya teman seimut dia?” yuri menjawab dengan polosnya

Jessica tersenyum miris.
“aku permisi.. selamat yuri kau sudah sadar..” jessica buru2 bangkit dari tempat itu sebelum semuanya bertambah bruk
“ada apa dengan anak itu?” tanya ibu yuri

Yuri hanya mengangkat bahunya dan kembali memeluk ibunya

***
Jessica pov

Setelah melihat yuri seperti itu, sepertinya aku sudah benar2 tidak mempunyai kesempatan apa2 lagi. Sebaiknya aku harus melupakan dia.
“sica..”
“taeng…”
“bagaimna? Kau yakin akan pindah?”
“ne taeng.. disini terlalu menyakitkan…”
“baiklah.. jaga dirimu disana..”
“ne taeng.. ku titip sahabtkku yang manja ini..”
“tenang sica.. ppany aman padaku”
“sica! I’ll miss you bad”
“me too”

Aku memluk erat TaeNy dan dengan berat hati meninggalkan kota kenangan ini. Kuharap kau akan baik-baik saja Yul. aku tahu aku akan hanya menjadi masa lalu mu…

tbc

6 pemikiran pada “Make You Remember me again Part 4

  1. Hallo…

    Owhh kasian sica emm,,,ko bisa sich yuri jd lupa sama dia. Sica yang sabar ya…
    Itu jg sica mau pigi kmana ya ?
    Penasaran dehh saya

    Semangattt
    Tks

Tinggalkan komentar